Mohon tunggu...
Yao Mi
Yao Mi Mohon Tunggu... -

me\r\n\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Logika Peduli Amat

27 Maret 2013   08:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:09 1259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="534" caption="LOGIKA"][/caption] Sumber gambar: http://ffugm.wordpress.com/2012/12/25/logika-beda-merasa-selalu-benar-dan-memang-selalu-benar/ 1. Pengertian Logika Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos) yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Sebagai ilmu, logika mempelajari kecakapan untuk berpikir secara lurus, tepat, dan teratur. Kata logis yang dipergunakan tersebut bisa juga diartikan dengan masuk akal. Logika terdiri dari logika alamiah dan logika ilmiah. Salah satu kegunaan logika adalah membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren. Macam-macam logika dan kegunaan logika bisa Anda pelajari di http://id.wikipedia.org/wiki/Logika 2. Pengertian Logika Peduli Amat Logika Peduli Amat diperkenalkan pertama kali oleh seorang tokoh yang bernama Tokoh "A" (TA). Tokoh A ini adalah bukan Tokoh B, bukan pula Tokoh C, bahkan bukan juga Tokoh D. Dia adalah Tokoh A. Titik. Logika Peduli Amat tersebut diperkenalkan olehnya dalam sebuah kesempatan diwawancarai oleh sebuah media massa terkemuka di Indonesia (klik di sini). Berikut petikannya: Kutipan Media Massa Terkemuka di Indonesia (MMTdI) dengan Tokoh A (TA): MMTdI: Kalau FIFA berpihak kepada Djohar, PSSI Anda bubar, dong? TA: Kami jalan terus. Kami bentuk kompetisi sendiri, kami bentuk tim nasional sendiri, Alfred Riedle yang jadi pelatih kepala. Kita uji saja nanti, versi sana dan sini, mana yang paling bagus. MMTdI: Wah, apa bisa begitu? Legitimasinya bagaimana? TA : Peduli amat! Tidak ada masalah, yang penting sekarang sesuai dengan arahan AFC: "Lupakan Liga Champions Asia. You bereskan dulu kompetisi!" MMTdI: Kalau begitu, bagaimana mereka punya kesempatan bertanding di tingkat internasional? TA: Tidak usah ikut jalur FIFA, masih banyak konfederasi yang lain, seperti Asia Oceania? MMTdI: Itu kan dibawah FIFA juga? TA: Peduli amat, yang penting kami bisa memperlihatkan prestasi anak kami kepada khalayak, dan memperlihatkan mana yang benar. ---- 3. Contoh Penerapan Logika Peduli Amat Contoh Artikel: http://www.tempo.co/read/news/2013/03/26/099469533/Tony-FIFA-Jangan-Komentari-Agenda-di-Luar-KLB Artikel pada media online Tempo tersebut menurut Penulis merupakan contoh yang baik untuk memudahkan Anda dalam memahami pengertian dan penerapan Logika Peduli Amat. Pertama-tama marilah kita identifikasi pernyataan-pernyataan dari seorang tokoh yang bernama Tony Apriliani dalam artikel tersebut. Pernyataan1 (P1): Agenda-agenda yang diamanahkan FIFA supaya Indonesia terhindar dari sanksi telah sukses dibahas. Keinginan FIFA sudah dipenuhi. P2: Seusai KLB itu ditutup, wakil FIFA saat itu, Costakis Koutsokoumnis, mempersilakan peserta membicarakan hal-hal lain yang perlu dibicarakan secara internal. Dengan landasan itulah, peserta kongres kemudian membicarakan hal-hal lain yang perlu diputuskan di luar KLB. P3: Surat balasan dari FIFA itu justru memberitahukan ratifikasi (pengesahan) hasil kongres sesuai dengan nota kesepahaman antara PSSI dan Komite Penyelamat Sepak bola Indonesia (KPSI) Juni tahun lalu. P4: FIFA pasti tak akan keluar dari tiga agenda itu. Itu sudah jelas. P5: Berdasarkan statuta, segala sesuatu bisa diminta (diputuskan) dalam forum kongres. Karena ini adalah forum tertinggi. Sangat tidak menyalahi aturan. Berikutnya, marilah kita uji di antara pernyataan-pernyataan tersebut. Dari P1, P2, P3, dan P4 diketahui bahwa agenda KLB hanya tiga dan telah dibahas semua, setelah itu KLB berakhir, sedemikian sehingga forum setelah KLB berakhir bukan forum kongres. Dari P5 diketahui bahwa forum setelah KLB berakhir adalah forum tertinggi yaitu forum kongres dan inilah yang harus dianggap benar. Kesimpulannya dapat dirumuskan dalam Teori Logika Peduli Amat berikut, Jika A benar dan B bertentangan dengan A, maka B lah yang benar. ---- Demikian penjelasan dari saya, semoga Anda dapat memetik hikmahnya. Apabila ada yang keliru dari penjelasan logika peduli amat ini akan diluruskan oleh pakar logika, Bung Waldi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun