Mohon tunggu...
Yan Uka
Yan Uka Mohon Tunggu... Administrasi - Bloger

Pemerhati Pemerintahan dan Pelayanan Publik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Meludahi Kemarau

3 September 2018   14:37 Diperbarui: 3 September 2018   14:43 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air ludah mendidih

Ketika diludihi ke tanah kemarau

Terlihat tanah perih

Air ludah pun dididih kemarau

Entah sampaikan kemarau berhentih

Tanah, pohon sudah terlihat letih

Hujan yang dinanti tak kunjung turun

Yang datang angin dari gurun

Kedatangan angin telah menyusutkan air

Angin juga telah menjaukan hujan

Otak telah kering perfikir

Ketika kemarau tak juga mau menyingkir

YUK 03092018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun