Mohon tunggu...
Dwi Yanuar Nugraheddy
Dwi Yanuar Nugraheddy Mohon Tunggu... -

Berawal dari hobby tulis puisi, ngeblog akhirnya terlatih juga buat hobby nulis artikel.\r\n\r\nAku seorang yang mencintai perkembangan teknologi dan lagi melatih dalam dunia menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Arti Sebuah Kata "Maaf"

17 Januari 2011   13:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:28 2620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12952732531797440080

Para psikolog mengatakan bahwa meminta maaf adalah bentuk terapi memulihkan rusaknya hubungan antar manusia. Tetapi kenapa kita kadang untuk melontarkan permintaan maaf yang tulus, bingung dan panik melakukannya? Mengapa banyak pasangan memilih berpisah atau beberapa karyawan memilih cari tempat baru, padahal permasalahan yang dihadapi dapat lenyap hanya dengan mengucapkan maaf. Menurut Dr. Dolly Hollander, sulitnya berkata maaf ternyata ada sangkut pautnya dengan dengan cara orang tua membesarkan kita. Kata maaf itu tidak mahal. Bahkan kadang tidak kita sadari berserakan di berbagai kalimat percakapan. Tapi saat dihadapkan pada keadaan yang serius, setelah kita berbuat sesuatu yang fatal, seringkali perkataan tersebut sulit sekali keluar. Jika Anda termasuk yang sering mengalami hal demikian , mudah-mudahan trik-trik di bawah ini berguna bagi Anda: 1. “Pemilihan waktu yang tepat” Untuk suatu masalah yang besar, hadapi orangnya, tatap matanya dan berikan penjelasan yang diperlukan. Jika persoalan terjadi di kantor, segera meminta maaf sebelum bos atau klien menyadari kesalahan Anda. Hal ini akan membuat Anda tampak lebih teliti. Hindari minta maaf saat seseorang sedang marah. Bisa jadi permintaan maaf Anda tidak diterima. Temui dan jelaskan duduk perkaranya beberapa hari kemudian. Saat itu kemarahan pasti sudah berkurang. 2. “Beri penjelasan” Setelah mengaku kesalahan, beri penjelasan pada orang yang telah Anda sakiti. Yakinkan Anda tidak bermaksud buruk. Langsung minta maaf menunjukkan keseriusan Anda. 3. “Sadari kesalahan” Rela mengakui kesalahan dan mau bertanggung jawab. Mulailah dengan ucapan tulus dan langsung pada permasalahan. Ini membuat orang yang terluka mau menerima dan memaafkan. 4. “Tawarkan perbaikan” Agar lebih sempurna, tawarkan menggantikan kerugian yang terjadi walau hanya sebagai pemanis. Jika memang kesalahan Anda mengakibatkan kerugian bagi dia. Bisa juga dengan mengirim pesan atau hadiah. Semoga Bermanfaat. Dwi Yanuar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun