Mohon tunggu...
yanuarida fitria dewi
yanuarida fitria dewi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Hai perkenalkan saya Yanuarida Fitria Dewi, saya seorang mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi semester 2 di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Saya gemar travelling dan belajar tentang hal baru, saya juga berminat dalam bidang menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana FOMO (Fear Of Missing Out) Mempengaruhi Kesehatan Mental dan Cara Mengatasi

7 Mei 2023   22:40 Diperbarui: 7 Mei 2023   23:05 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FOMO (Fear Of Missing Out) adalah sebuah gambaran perasaan cemas atau takut bahwa kita akan kehilangan atau melewatkan suatu hal yang penting atau menarik. Istilah ini sering digunakan dalam konteks kehidupan sosial, seperti seseorang merasa cemas karena tidak bisa menghadiri suatu acara atau kegiatan yang dihadiri oleh teman-temannya.

FOMO dapat memiliki dampak yang berpengaruh pada kesehatan mental dan emosional seseorang. Ketika seseorang terlalu terobsesi dengan perasaan FOMO, mereka dapat mengalami stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Hal ini terjadi karena FOMO membuat seseorang merasa tidak puas dengan keadaan saat ini dan selalu merasa perlu untuk membandingkan diri mereka dengan orang lain.

Terkait dengan teknologi, FOMO seringkali dikaitkan dengan penggunaan media sosial. Dalam dunia yang semakin terkoneksi, kita seringkali melihat orang lain memposting tentang kegiatan atau acara yang mereka hadiri, yang dapat membuat kita merasa tertinggal atau tidak diundang. Hal ini dapat memperkuat perasaan FOMO, karena kita merasa harus selalu terhubung dengan apa yang terjadi di sekitar kita.

Namun, FOMO bukanlah sesuatu yang harus ditakuti atau dihindari sepenuhnya. Terkadang, perasaan FOMO dapat memberi kita motivasi untuk mencoba hal-hal baru dan memperluas pengalaman hidup kita. Namun, penting untuk tetap seimbang dan tidak membiarkan FOMO menguasai hidup kita. Ada beberapa tips untuk mengelola FOMO:

  • Fokus pada diri sendiri, ingatlah bahwa kebahagiaan dan kepuasan pribadi tidak tergantung pada apa yang orang lain lakukan atau memiliki.
  • Batasi waktu di media sosial, dan cobalah untuk membatasi waktu yang dihabiskan di media sosial atau menghindari media sosial sepenuhnya selama beberapa waktu.
  • Temukan kesenangan dalam aktivitas yang dilakukan sendiri, coba hobi atau aktivitas yang dapat dinikmati sendiri, seperti membaca buku atau berolahraga.
  • Melakukan sesuatu yang baru seperti mencoba hal-hal baru dan tidak takut untuk keluar dari zona nyaman.
  • Jangan membandingkan diri sendiri dengan orang lain karena setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda dan tidak ada yang sempurna.
  • Fokus pada kualitas daripada kuantitas karena memiliki sedikit teman yang baik jauh lebih baik daripada memiliki banyak teman yang tidak benar-benar peduli tentang kita.

Dalam kesimpulannya, FOMO adalah perasaan yang umum terjadi di era modern ini, terutama dengan kemajuan teknologi dan media sosial. Namun, dengan memahami dan mengelola perasaan FOMO, kita dapat meningkatkan kesehatan mental dan emosional kita dan menikmati hidup dengan lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun