Dalam rangka pemulihan ekonomi pasca pandemi, berbagai upaya dilakukan oleh masyarakat produktif dengan berbagai ide inovatif agar usaha yang dijalankan tetap menggeliat. Tidak terkecuali dengan masyarakat Desa Samar, Kabupaten Tulungagung. Berbekal potensi bambu apus yang tumbuh subur di wilayah kaki Gunung Wilis tersebut, melalui UMKM yang sudah sejak 2017 dijalankannya, Eko Sutikno memanfaatkan batang bambu sebagai produk kerajinan jeruji sangkar burung. Permintaan produknya tidak hanya dari wilayah Tulungagung saja, tetapi juga luar kota hingga luar pulau dan cenderung meningkat selama pandemi. Meskipun telah memiliki 1 unit mesin serut jeruji bambu, namun jumlah permintaan tersebut berada di luar kemampuan UMKM untuk dipenuhi karena sebagian besar proses produksi dilakukan secara manual akibat kurangnya fasilitas produksi.Â
Penguatan komitmen untuk berperan dalam pemberdayaan masyarakat sebagai realisasi Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan upaya Universitas Negeri Malang (UM) yang telah berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Dengan Program Pengembangan Desa Mitra tahun 2022, tim pengabdian UM yang terdiri dari Dosen Teknik Mesin, diantaranya Yanuar Rohmat Aji Pradana, M.T., Dr. Aminnudin, Suprayitno, Ph.D., dan Redyarsa Dharma Bintara, M.Sc. menyasar keterbasan fasilitas produksi di UMKM milik Kotik -- sapaan akrab Eko Sutikno -- untuk diatasi mengingat Desa Samar sendiri merupakan salah satu desa yang  bermitra dengan UM melalui berbagai kegiatan pengembangan desa. Kegiatan yang dilakukan sejak bulan Mei 2022 tersebut difokuskan pada fabrikasi dan penerapan mesin pemotong bambu dan  mesin serut jeruji bambu otomatis.Â
Serah terima dan demonstrasi cara pengoperasian mesin dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Agustus 2022 di Dusun Krajan, Desa Samar. Melalui pemanfaatan mesin potong bambu otomatis, pemotongan batang bambu yang akan dibelah menjadi lebih mudah, presisi dan cepat karena sebelumnya dilakukan secara manual. Dari hasil pemotongan yang cepat tersebut, maka selanjutnya proses serut akan dibantu dengan mesin serut jeruji bambu tambahan sehingga produk akhir yang dihasilkan akan meningkat dua hingga tiga kali lipat daripada kondisi sebelumnya pada rentang waktu produksi yang sama.Â
Dengan volume produksi yang lebih tinggi inilah selain diharapkan mampu memenuhi order yang lebih besar, juga mampu menyerap tenaga kerja yang lebih banyak yaitu sebagai operator mesin maupun sebagai bagian penanganan produk pasca penyerutan.Â
Selain itu, Kepala Desa Samar, Rubik Astono, yang juga hadir dalam kegiatan tersebut mengapresiasi program pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan untuk membantu masyarakat desanya tersebut. "Saya bersyukur dan mengucapkan terima kasih atas kegiatan kemitraan dengan UM dalam rangka memberdayakan masyarakat Desa Samar. Setelah kemarin kegiatan KKN, sekarang kegiatan ini yang tentu saja sangat bermanfaat buat warga kami. Semoga kemitraan dengan UM terus berlanjut dalam jangka waktu yang lama." tutupnya.
Sebagai tindak lanjut, pemanfaatan mesin dalam kaitannya dengan jumlah order yang dapat dipenuhi akan secara dimonitor setiap bulan untuk dievaluasi pada akhir tahun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H