Mohon tunggu...
Yanto Soedharmono
Yanto Soedharmono Mohon Tunggu... profesional -

Blora I Jogjakarta I Mengajar I Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Yang Berbeda dari PT KAI

4 Agustus 2013   02:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:39 1049
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1375559224183766815

Amboi, murah nian harga tiket kereta api. Begitulah kegirangan batin saya ketika Sabtu 27072013 memesan tiket kereta api Senja Utama relasi Jogjakarta - Pasar Senen Jakarta untuk keberangkatan tanggal 2 Agustus 2013 dalam rangka mudik. Bolehlah saya bercerita sedikit tentang beberapa perbedaan naik kereta Senja Utama tahun ini dibandingkan mudik saya tahun lalu. Perbedaan pertama tentang tiket. Tahun lalu tiket itu saya tebus Rp150 ribu, tapi tahun ini hanya Rp60 ribu saja. Sempat terkejut ketika mbak petugas di Stasiun Tugu menyebutkan harga tiket tersebut. Awalnya saya ragu jangan-jangan mbak petugas counter keliru memilihkan tiket kelas ekonomi. Tapi keraguan saya hilang setelah membaca secara seksama (dan dalam tempo sesingkat-singkatnya...hehe) tiket yang telah tercetak. Memang benar harga tiket sebesar Rp60 ribu. Selidik punya selidik, saya lalu mencoba menelusur ke situs PT KAI (www.tiket.kereta-api.co.id) ternyata PT KAI menerapkan tiket berdasarkan kelas. Tiket Senja Utama memiliki tiga tingkatan harga Rp60 ribu, Rp120 ribu dan tertinggi Rp165 ribu. Rupanya PT KAI telah menerapkan harga tiket seperti model tiket harga pesawat. Harga bisa berbeda-beda meskipun masih satu kereta bahkan satu gerbong. Tentu saja dengan tiket sebesar Rp60ribu saya sangat terbantu dapat menekan biaya pengeluaran mudik. Terimakasih PT KAI. [caption id="attachment_258075" align="alignnone" width="614" caption="Sumber tiket.kereta-api.co.id"][/caption] Akhirnya hari mudik yang dinanti tiba. Jumat 02082013 jam 18.30 saya dan keluarga telah duduk manis di atas gerbong 8 kereta Senja Utama memulai perjalanan menuju stasiun Jatinegara Jakarta. Mudik saya memang mudik yang aneh. Ketika orang Jakarta berbondong mudik ke Jawa (termasuk Jogja), saya justru mudik berlawanan arus dengan mereka. Perbedaan kedua tentang situasi di dalam kereta Senja Utama. Semua kereta termasuk Senja Utama telah berpendingin udara (AC). Panasnya di dalam kereta tahun lalu tak kami rasakan tahun ini. Tidak hanya itu, sepanjang perjalanan, tidak ada pedagang asongan yang masuk ke dalam kereta ketika kereta berhenti di stasiun besar, kecuali stasiun Purwokerta. Di stasiun kecil masih ada pedagang yang masuk, tetapi dibanding tahun lalu, jumlah mereka relatif sedikit. Kereta ber - AC, dan tak ada pengasong menjadikan perjalanan mudik terasa sangat nyaman. Perbedaan ketiga tentang larangan merokok. Tahun lalu larangan merokok sudah diterapkan tetapi penumpang diberikan tempat untuk merokok di bordess (sambungan kereta). Perjalanan saya tahun ini menjumpai hal yang berbeda, karena merokok di bordes juga tidak diperbolehkan. Saya jumpai beberapa kali petugas meminta penumpang yang merokok di bordess untuk mematikan rokoknya. Kalau di dalam gerbong tentu banyak penumpang yang dapat memahami larangan merokok ini. Tetapi untuk yang di bordes, beberapa penumpang yang saya jumpai cukup keberatan dengan larangan ini. Keberatan mereka karena asap rokok yang dibordess tidak akan masuk ke dalam gerbong sepanjang pintu tertutup dengan baik dan juga asap rokok cepat hilang karena tertepa angin yang menerobos celah-celah sambungan kereta. Intinya adalah mereka setuju dengan larangan merokok tetapi tetap minta disediakan area untuk merokok. Seperti halnya di stasiun, ada tempat tersendiri untuk merokok. Mungkin PT KAI dapat mempertimbangkan suara hati mereka. Bagaimana dengan petugas (crew) entah itu masinis, kondektur, tenaga kebersihan, pengamanan kereta, restorasi, apakah mereka juga tidak boleh merokok? Jangan-jangan aturan hanya untuk penumpang tapi tak berlaku untuk petugas. Saya coba tanyakan pada salah satu petugas, jawabannya adalah petugaspun tidak boleh. Mereka merokok ketika kereta berhenti di stasiun dan mereka turun dari kereta untuk merokok. Oh..begitu, batin saya. Akhirnya, sekira pukul 03.35 kereta pun tiba di Stasiun Jatinegara, saya pun turun untuk melanjutkan ke Cimanggis Depok menjumpai mertua dan keponakan-keponakan demi merayakan lebaran tahun ini. Kira-kira begitulah. Salam lebaran. Mohon maaf lahir batin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun