Mohon tunggu...
aksa amerta
aksa amerta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Siliwangi

peace

Selanjutnya

Tutup

Diary

Eunoia

26 Mei 2022   19:50 Diperbarui: 26 Mei 2022   20:40 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

Jika seseorang memilih jalan untuk menjadi manusia yang bebas dan jujur, hidup akan terasa berat sekali. Dia pasti merasa kesepian, dijauhi kawan dan sudah pasti dibenci banyak orang. Apakah sampai mati kita akan terus begini? Terus terang, saya merasa takut. Tetapi selama saya bisa mengatasi ketakutan saya, saya akan tetap maju. Suatu waktu saya pernah bertanya kepada diri sendiri. Mengapa saya dilahirkan sebagai seorang yang keras kepala dan “sombong”?

Saya merasakan rasa lapar sebagai seseorang yang berada dalam perekonomian menengah kebawah. Ternyata rasa lapar itu membangunkan solidaritas, mempersatukan kita dalam pencarian cara bertahan hidup. Salah satu hal yang sering kita takuti adalah rasa takut untuk menjadi bebas. Rasa takut ini muncul karena elemen yang paling dasar bernama pengaturan. Setiap pengaturan adalah pemaksaan pilihan individu kepada individu lainnya.
Kebebasan harus dicapai. Kebebasan bukanlah hal yang terletak di luar manusia. Kebebasan bukan mitos belaka. Kebebasan itu sangat diperlukan untuk mencapai hidup yang seutuhnya.
 
Banyak yang berkata bahwa segala sesuatu itu sudah ditentukan takdir. Kita berada dijalur yang mana, yang akhirnya selalu bisa sampai ditujuan.
Bolehkah saya bertanya, apa iya hidup sebegitu tertatanya sehingga tidak ada kejutan?
Kebanyakan orang lebih suka mempertahankan kekeliruan secara bersama-sama. Ketimbang mencari kebenaran sendirian.
Rasa-rasanya saya seperti seekor burung yang tak punya kaki. Jadi, saya terpaksa terbang terus menerus diantara awan-awan dan tanah.  Tetapi sebelum saya mati saya masih bisa berkata, “saya telah hidup dan merasakan panas dan hujan.”
Jika melihat sejarah, setiap pemuda pasti mempunyai beberapa keinginan. keinginan untuk sebuah perubahan,keinginan untuk tampil berbeda, keinginan untuk revolusi. Entah revolusi diri sendiri dengan idealisme nya. Revolusi mencakup jenis perubahan apapun yang memenuhi syarat-syarat tersebut.
Keinginan yang meluap dari seorang individu ataupun sekelompok pemuda untuk revolusioner dan tampil beda dengan suasana yang konvensionil. Saya melihat bahwa revolusi adalah usaha dari sekelompok pemuda ataupun individu yang akhirnya berujung kegagalan. Hampir semuanya kembali kepada arus lama yang kuat sekali. Sebut saja Tan Malaka, ataupun Sutan Syahrir, dan sebagian lagi penyembah pemikiran Marx dan Stalin. Perubahan yang mereka impi-impikan akhirnya harus terkubur, hilang, dan tenggelam terbawa arus.
Hari-hari kita penuh beban, bahkan kamar tidur kita pun disesaki kegelisahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun