SENJA DI BUKIT LAIRIKA
Matahari berlari ke langit barat
Mengukir siluet di dinding jingga
Berlari cepat ke arah tenggelamnya
Bagai alap-alap kawah mengejar mangsa
Segerombolan burung pulang ke sarang
Sambil berkicau dan bernyanyi tanpa syair
Bergaung dan menggema dalam semesta
Merangkai notasi di langit jingga
Angin lembut membuai rumput
Berbisik mesra, merayu pohon
Bermain di lembah, mencumbui batu
Sedang senja tetaplah jingga
Kurangkai impian sebelum terbenam
Tergantung rapih di dinding siluet
Terlukis indah di jejak hari
Membias hingga ke mata air "Lairika"
Senja masih saja menggodaku
Hingga bintang membanjiri langit sunyi
Seakan berkata selamat berpisah
Atau sampai jumpa esok hari
Setelah senja itu pergi
Apakah jingga keemasan,
menjelma "bidadari berkepala tujuh"?
Ataukah "pangeran pemburu nirwana"?
Dan akhirnya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H