Mohon tunggu...
Yanti Mulyanti
Yanti Mulyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Suka dunia otomotif namun enggan mempelajarinya. Entahlah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengapa Lulusan SMK Menjadi Penyumbang Pengangguran Terbanyak di Indonesia?

4 Desember 2023   11:31 Diperbarui: 4 Desember 2023   15:27 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang belum bisa diatasi saat ini. Pengangguran memiliki dampak negatif bagi individu, masyarakat, dan negara. Salah satu dampak negatif dari pengangguran adalah meningkatnya kriminalitas di lingkungan sosial karena sebagai manusia memiliki hasrat untuk bertahan hidup sehingga akan melegalkan segala cara untuk bisa bertahan. Untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia yaitu mensejahterakan kehidupan sosial, maka perlu upaya untuk bisa mengatasi banyaknya pegangguran yang ada di Indonesia khususnya lulusan SMK. Berdasarkan publikasi Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) oleh BPS, Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT paling tinggi selalu pada lulusan SMK. Pada Agustus 2019, besar TPT lulusan SMK mencapai 10,42 persen. Nilai tersebut berarti bahwa dari 100 angkatan kerja lulusan SMK terdapat 10 sampai 11 orang yang belum mendapatkan pekerjaan. Bahkan pada Agustus 2019, TPT lulusan SMK dua kali lebih tinggi dibanding TPT lulusan diploma (5,99 persen) dan universitas (5,67 persen). Tingginya TPT lulusan SMK juga dapat diartikan bahwa angkatan kerja lulusan SMK masih memiliki peluang lebih kecil dalam pasar tenaga kerja dibanding angkatan kerja lulusan tingkat pendidikan lainnya.

Menurut penelitian Mutaqin et al (2015) menjelaskan bahwa penyebab pengangguran dari lulusan SMK adalah tidak seimbangnya antara jumlah lulusan SMK dengan daya serap industri.  Artinya lapangan pekerjaan yang tersedia tidak cukup menampung banyaknya lulusan SMK dari tahun ke tahun ditambah dengan otomasisi di Revolusi Industri 4.0 yang menyebabkan sekitar 50% pekerjaan akan dapat bekerja secara otomatis. Aktivitas yang berpotensi secara teknis diotomatisasi adalah proses dan pengumpulan data, aktivitas fisik dan mengoperasikan mesin. Tarma (2016) juga menyebutkan jika pengangguran lulusan SMK disebabkan oleh adanya kesenjangan antara kualitas lulusan SMK dengan kebutuhan dunia industri. Kualitas tersebut dapat berupa karakteristik dari lulusan SMK. Kompetensi lulusan yang dihasilkan masih jauh dari standar kebutuhan industri sehingga seringkali kalangan industri membutuhkan alokasi waktu dan biaya yang besar untuk program training agar kualifikasi dari lulusan SMK sesuai standar yang telah ditetapkan dunia industri. Hal ini menjadi kritik pedas bagi lembaga pendidikan.

Di tengah gempuran revolusi industri 4.0 saat ini yang berorientasi pada teknologi, sudah seharusnya lembaga pendidikan yang bersangkutan harus membekali dan menyiapkan lulusannya sesuai kualifikasi yang dibutuhkan saat ini. Penguasaaan IT dan bahasa asing menjadi salah satu standar yang diterapkan dunia industri saat ini. Mau tak mau para lulusan baru harus mampu menguasai standar tersebut jika ingin bekerja di dunia industri. Program lembaga pendidikan dan dunia industri yang harus dilakukan saat ini adalah mencetak lulusan dengan keterampilan tersebut sebaik mungkin agar para lulusan baru bisa dapat bekerja langsung dan tidak menjadi pengangguran yang menjadi beban negara.

Pengangguran terutama di kalangan lulusan SMK merupakan masalah serius di Indonesia. Penyebabnya utamanya adalah ketidakseimbangan antara jumlah lulusan dengan daya tampung lapangan kerja yang tersedia. Lalu penyebab lainnya adalah adanya kesenjangan kualitas yang dihasilkan dengan kebutuhan industri tidak memenuhi kualifikasi standar yang ada. Untuk mengatasi hal ini, lembaga pendidikan perlu menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri masa kini, termasuk penguasaan IT dan bahasa asing, agar lulusan dapat lebih siap terjun ke dunia kerja dan mengurangi angka pengangguran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun