Antusiasme peserta rapat koordinasi Percepatan Desa Pendidikan Menuju Desa Ekowisata Ramah Anak Peduli Perempuan dan Pendidikan (Derappp) di Kampar Kiri Hulu dan Tapung menumbuhkan harapan penuntasan wajib belajar 12 tahun di Serambi Mekah Riau.Â
"Kami membentuk Tim Percepatan Desa Pendidikan dalam penanganan Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Anak Putus Sekolah (ABS) termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Hasil rekapitulasi data  sementara, sebanyak 1.458 ATS dan APS terdiri 326 perempuan dan 1132 laki-laki  serta 539 ABK di 21 Kecamatan akan kembali menikmati hak atas pendidikan berkualitas  sesuai dengan jenjang dan jalur pendidikan masing-masing,"ujar Nandang Priyatna, S.Pd., M.Si, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) selaku penanggung jawab Tim Percepatan Desa Pendidikan.
Menjawab Tantangan
Koordinator GIP Kampar, Rina Farbriani, M.Pd. menyampaikan harapannya kepada kepala Desa Pendidikan se-Kecamatan Kampar Kiri Hulu untuk segera melengkapi data ATS, APS, dan ABK tersebut dan menyiapkan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKBM) di desa masing-masing.Â
"Sebanyak 27 ATS-APS usia 12-18 tahun di 12 Desa sepanjang Subayang merupakan calon peserta didik  SMP Terbuka pada tahun pelajaran 2023-2024.  Bapak kepala desa mohon perkenannya segera mengumpulkan ijazah dan report terakhir mereka. Dinas Pendidikan, Kepemudaan,dan Olah Raga (Disdikpora) Kampar akan menetapkan SMP terdekat sebagai sekolah induk, "ujar Rina Farbriani selaku Wakil Ketua Tim Percepatan Desa Pendidikan pada penutupan rakor yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Kampar Kiri Hulu (6/1/2023).
Perempuan muda yang berprofesi sebagai Kepala SD yang juga fasilitator daerah Tanoto Foundation ini baru saja lolos seleksi menjadi Pengajar Penggerak Kabupaten Kampar. Selain menyiapkan SMP Terbuka GIP, Rina juga menyusun kurikulum operasional dan modul Panutan untuk Rumah Kerlip Beriman bersama kepala SMP Batu Sasak, Jhoni Asmara, M.Pd dan pengawas Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan, Nia Kurniati.
"Sebenarnya kami cukup membuka 1 TKBM untuk 27 ATS di sepanjang sungai Subayang. Namun karena keberadaan mereka tersebar di 12 desa yang membutuhkan piaw (perahu bermotor ramping) sebagai alat transportasi, maka kami perlu berkerjasama dengan kepala desa untuk membuka  TKBM  dan mengangkat guru pamong terutama dari guru SD atau mahasiswa di desa masing-masing, "imbuh Rina Farbriani, M.Pd.
Gotong Royong Tangani ATS
Pemerintah sudah menyediakan SMP Satu Atap di kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling. Namun anak-anak kesulitan untuk masuk sekolah setiap hari. "Sekolah ini sempat terendam banjir. Anak-anak dari desa lain jarang datang karena biaya transportasi yang sangat mahal dan tak jarang sungainya tak dapat dilalui karena meluap atau terlalu dangkal, "ujar Wali Desa Batu Sanggan dalam kunjungan perdana Pembina Sigap Kerlip Indonesia (SKI), Yanti Kerlip, bersama pemkab Kampar (30/6/2022).Â