Kabar gembira tentang rencana  TP2GP (Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat)  melakukan verifikasi lapangan, kami terima pada 2 Agustus 2022. Amanat dari PJ Bupati Kampar, Dr. H. Kamsol yang tertunda beberapa minggu mulai mendapatkan titik terang. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kampar mendukung penuh TP2GD Kampar yang dipimpin oleh Prof DR Yusri Munaf, SH, MH yang mengusulkan Mahmud Marzuki, pejuang kemerdekaan dari Kampar menjadi Pahlawan Nasional sejak 2018.Â
TP2GP yang terdiri dari 13 orang ahli melaksanakan verifikasi lapangan setelah menyeleksi 34 usulan dari daerah menjadi 18 lalu 8 calon pahlawan nasional. TP2GP bertugas memberikan pertimbangan kepada menteri sosial dalam meneliti dan  mengkaji usulan pemberian gelar berdasarkan peraturan pemerintah.
Pengabar dan Pengibar Pertama
Mahmud Marzuki lahir di Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau pada 1911. Keinginannya untuk menempuh pendidikan tinggi mengantarkan Marzuki ke India. Ia mendalami Agama Islam di Perguruam Islam Nazmia Arabic College Lucknow India pada 1935-1938.Â
Pemuda pemimpin Muhammadiyah  cabang Payakumbuh ini diangkat oleh Jepang menjadi anggota parlemen tingkat provinsi dari Kampar pada 1942. Kemampuan Marzuki menyatukan tokoh agama, adat, dan pemerintahan membuat masyarakat Kampar mengangkatnya menjadi salah satu pemimpin perjuangan.
Marzuki memimpin rakyat Indonesia di Kampar melawan Jepang dengan memboikot penyerahan hasil panen padi. Mahmud Marzuki menjadi pengabar pertama proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia di Riau  dalam khotbahnya pada sholat Idul Fitri, 6 September 1945.  Lima hari kemudian, pada 11 September 1945 Marzuki mengajak masyarakat Kampar untuk berkumpul mengibarkan bendera merah putih di lapangan Merdeka dalam tekanan Belanda dan Jepang.Â
Dr. Usep, TP2GP yang melakukan verifikasi lapangan menyampaikan sedikitnya ada 7 situs perjuangan Mahmud Marzuki yang perlu segera ditandai dengan memasang tugu peringatan atau prasasti:
1. Lapangan Merdeka di Bangkinang Kota, tempat Marzuki mengibarkan merah putih di bawah tekanan Belanda dan Jepang pada 11 September 1945
2. Pasar dekat Lapangan Merdeka, tempat Marzuki melakukan pengintaian terhadap datangnya Belanda dari sungai
3. Sungai  tempat Marzuki dan pasukan Belanda menyimpan banyak meriam
4. Penjara  bekas pejabat belanda dan tentara asing ditahan setelah proklamasi kemerdekaan RI.