Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Cerdas Istimewa Berbakat Istimewa Juga Anak Kita

24 Juli 2022   16:24 Diperbarui: 26 Juli 2022   02:20 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putri sulung saya, Fitry lahir saat saya harus menyelesaikan banyak tugas praktikum di laboratorium. Tak mengherankan jika  Fitry kecil akrab dengam tumpukan buku-buku tebal seperti extra pharmacopeia, chemical abstract, dst. Rupanya kebiasaan akrab dengan buku membuat Fitry otomatis belajar membaca. Usia 18 bulan ia sudah pandai membaca dan menulis cerita. 

Awalnya saya pikir hanya kebetulan ketika ia menceritakan ilustrasi dari buku berseri Childcraft sama persis dengan paragraf yang tertera di samping gambar tersebut. Sampai suatu ketika saat ulang tahun yang kedua, kami menerima empat orang psikolog dari Jakarta. Mereka datang untuk memastikan bahwa pemenang teka-teki silang di majalah anak terkemuka saat itu adalah gadis kecil kami yang berusia 2 tahun. 

Prestasi akademik Fitry di berbagai sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah yang dimasukinya termasuk luar biasa. Saya berulang kali mencari sekolah yang tepat untuk Fitry yang menyukai tantangan berat dalam belajar tapi benar-benar membenci perlombaan.  Fitry kecil sering menyatakan keheranannya saat diminta mewakili sekolah dan madrasah tempatnya belajar dalam beragam lomba. 

Kelas Akselerasi

Saya sebenarnya menolak eksklusivitas kelas akselerasi yang dibuka SMP tempat Fitry belajar. Apalagi ada dua orang peserta didik di angkatan sebelumnya yang masuk perawatan di rumah sakit jiwa. 

Bersama orangtua/wali kelas akselerasi angkatan Fitry,.saya melakukan advokasi agar sekolah menghapus komersialisasi pendidikan. Memang aneh, dulu saat saya menerima penghargaan karena meraih prestasi tertentu saya mendapatkan hadiah, bebas bayar SPP.  Sekolah putri kami justru memungut biaya 10 kali lipat kepada peserta didik kelas akselerasi. 

Fitry memilih homeschooling di kelas XI untuk menekuni hobinya menggambar. Ia menikmati masa anak-anak lebih lama di tingkat SMA dengan model pembelajaran mandiri ini. 

Saya sempat khawatir menyia-nyiakan potensi kecerdasannya yang luar biasa. Tapi kesibukan mengadvokasi kebijakan Ujian Nasional membuat saya lepas tangan. 

Fitry pun melanjutkan pendidikan tinggi ke jurusan bahasa Jepang setelah menyelesaikan pendidikan kesetaraan setingjat SMA selama 4 tahun. Fitry yang sangat pintar di waktu kecil belajar terpaksa  menelan pil pahit saat dinyatakan tidak lulus dalam ujian nasional pendidikan kesetaraan.

Pendidikan Layanan Khusus Bagi Anak Berbakat Istimewa

Pemerintah perlu mengembangkan pendidikan layanan khusus  bagi anak cerdas istimewa berbakat istimewa sesuai minat, bakat, dan kemampuan anak. Beberapa model yang sudah dilaksanakan sebelumnya masih fokus pada aspek akademik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun