Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waktulah yang Melipatgandakan

27 Mei 2022   04:09 Diperbarui: 27 Mei 2022   04:45 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita tidak akan menjadi seorang yang genius hanya dengan belajar satu gagasan baru. Sehebat apapun guru yang mengajarkannya. Pengetahuan Anda adalah alat ukur yang jelas tentang kebiasaan belajar Anda. Kalimat ini dikutip dari buku Atomic Habits nya James Clear. 

Komitmen untuk belajar sepanjang hayat dengan membaca buku 15 menit sehari ternyata dapat mengubah diri kita dalam waktu 6 pekan, apalagi jika dilakukan terus dalam  2-5 tahun pasti akan ada perubahan dahsyat di masa yang akan datang. Dulu, sebelum berkomitmen menumpuk kebiasaan membaca 15 menit sesudah sholat subuh dan mandi pagi, hanya bisa mengelus dada melihat tumpukan buku yang belum terjamah di dinding. Sekarang, bukan hanya putri sulungku, bahkan sahabat-sahabat perempuan yang menemaniku selama pandemi menyaksikan perubahan dalam gaya bicaraku. 

Aku sangat menikmati perubahan ini. Setiap buku pengembangan diri yang kubaca ulang membuka cara berpikir yang berbeda atas gagasan-gagasan lamaku. Seperti kata Warren Buffet, "Begitulah cara kerja pengetahuan. Terbangun di atas tumpukan, seperti bunga majemuk."

Coba kita tengok dengan jujur untuk melihat bagaimana hasil asupan sehari-hari yang kita pilih setelah sepuluh atau dua puluh tahun. Saat memutuskan pindah ke Jakarta tujuh belas tahun yang lalu, bobot tubuh sahabafku masih 50++. Empat tahun kemudian ketika kembali ke Bandung sudah 70++. Tahun lalu ketika ia mengalami serangan jantung ringan ternyata bobot tubuhnya hampir 90. Perlu waktu 8 bulan untuk mengajaknya berkomitmen melakukan detox sehat selama 2 minggu setelah berkali-kali gagal menurunkan bobot tubuhnya. Meski berhasil mendekatkan ke angka 80, ia masih tergoda untuk kembali makan gorengan dan minum teh manis panas. Seperti kata James Clear dalam buku Atomic Habits, waktu memperbesar margin kesuksesan dan kegagalan.

Disadari atau tidak bobot tubuh kita menunjukkan kebiasaan makan kita. Menjadi sosok yang lebih sehat dan optimal di masa yang akan datang perlu menjadi fokus untuk mengubah kebiasaan makan kita.  Membiasakan asupan makronutrien dan mikronutrien yang seimbang membutuhkan kemauan kuat. Bukan untuk menurunkan berat badan.  Bobot tubuh membaik jadi bonus.  Masuk dalam komunitas yang mendukung kebiasaan ini akan sangaf membantu. 

Memilih untuk melakukan perubahan 1% lebih dekat pada identitas baru yang ingin kita capai, dalam jangka panjang akan sangat bermakna. Terobosan apapun dalam kehidupan kita sering kali terjadi karena aksi-aksi yang menghimpun potensi sampai menimbulkan perubahan yang dahsyat.  Peristiwa alam seperti gempa bumi atau letusan gunung berapi yang terjadi dalam ratusan tahun contoh yang nyata. Potensi yang terhimpun meluluhlantakkan kehidupan di permukaan bumi.  

Anda tahu pohon bambu? Selama 5 tahun kehidupan awalnya, bambu membangun sistem akar yang luar biasa kokoh di bawah tanah. Bambu baru terlihat setelah 5 tahun dan tumbuh pesat puluhan meter menjangkau langit hanya dalam 6 pekan. Waktulah yang melipatgandakan semua kebiasaan yang kita lakukan berulang-ulang. Jika ingin anak-anak kita menjadi pembaca yang efektif bukan sekadar gemar membaca buku, temani ia untuk membangun kebiasaan membaca 15 menit setiap pagi.  Insya Allah 5 tahun yang akan datang literasi bangsa kita akan jauh lebih baik. Perbaikan 1% akan membuat kita 37 kali lebih baik dalam setahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun