Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

COVID-19, Sakit Gigi, dan OPEreT

23 Juni 2020   06:40 Diperbarui: 23 Juni 2020   07:14 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Duh sakitnya!

Pagi ini Bandung terasa dingin sekali. Aku terbangun dini hari tadi dan bergegas gosok gigi. Pelipis kanan mulai cenat-cenut. Mumpung belum terasa nyeri sekali, aku menghampiriNya sejenak dan menyusun laporan yang diminta Wahyu. 

Nyuuttt...

Tangan kananku mulai beraksi. Sisa-sisa hotcream kembali kugosokkan ke seputar telinga, pipi, pelipis, dan leher kanan. 

Duuh sakitnya. 

Sejak awal Ramadhan sakit gigiku kambuh lagi. Sepertinya geraham yang sudah ditambal belasna tahun yang lalu mulai keropos lagi. Saat konsultasi ke Dtg Widia, teman SMPku, tak terlihat dalam foto. Waktu itu pemerintah kota Bandung sudah memberlakukan PSBB. Aku kembali mengonsumsi Amoxan dan Mefinal atas ijin Drg. Widia. Aku juga menempelkan kapas yang dibasahi cairan bercap Kakaktua kiriman dari Bu Ekasari, ketua KerLiP Jabar. Bahkan berkumur dengan air minum hangat yang ditetesi cairan tersebut saat sakitnya tak tertahankan.

Sudah masuk 3 bulan sakit gigi menemani keseharianku. Aku belum berani periksa langsung ke klinik gigi. Atas rekomendasi Bang Jo, aku meminta saran Drg senior di belakang rumahku. Beliau menjawab dengan tandas. Silakan periksa giginya setelah wabah COVID-19 sirna. Saya akan kembali membuka praktik setelah ada pernyataan aman dari pemerintah. 

Deg....

Nano-nano rasanya. 

Aku pun jadi ragu pergi ke klinik tempat Drg Widia praktik. Padahal adik dan kakakku sudah memberikan uang untuk berobat. Setiap kali sakitnya tak tertahankan, putri kecilku mengurut area sakit sebelum Teh Elis tiba di rumah. 

Alhamdulillah para perempuan tangguh yang bergabung di OPEreT selalu mendoakan kesembuhanku. Pagi ini wag kami sudah aktif sejak pukul 5. Kebetulan sekali. Aku kembali meminta doa sahabat-sahabat perempuan baruku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun