Pertemanan di grup whatsapp MPI membuka beragam peluang dalam upaya menambah Semarak untuk Indonesia Maju. Terima kasih kepada Bu Yuda Irlang yang memasukkan saya ke MPI yang makin keren. Saya merasa sangat beruntung dapat memenuhi undangan Ibu Amanah, expert dari Yayasan Al Irsyad Islamiyah, untuk sosialisasikan Sekolah Ramah Anak kepada Kepala TK, SD, SMP, dan SMK Al Irsyad.Â
Bu Amanah juga mempertemukan saya dengan ibundanya tercinta. "Ibu saya ingin ikut menyimak materi sosialisasinya, Bu, "ujar perempuan yang pernah bekerja di Asian Development Bank tersebut. Kami tiba hampir bersamaan di SD Al Irsyad. Saya menaiki KA dari  stasiun Duren Kalibata ke Bekasi. Â
Sementara itu, istri dari mantan anggota DPR dan Kepala BPK RI ini mengendarai mobil bersama ibunda dan asistennya. Tubuh renta karena pengapuran tidak menyurutkan langkah ibundanya untuk hadir di ruang pertemuan lantai 2.Â
Konsultasi Anak
Anak-anak kelas 4 dan 5 Â SD Al Isyad terlihat gembira mengikuti sesi Konsultasi Anak yang saya kemas dengan mengajak mereka mengisi Libra YES for Safer School dan Deteksi Warna " Gembirakah Aku di Sekolah Hari ini?". Bu Lastri dan saya memandu anak-anak di tempat favorit masing-masing. Ada yang memilih di aula, ruang multimedia, kelas, perpustakaan, mushola, dan kantin. Â
"Bu, apa arti kata  komitmen?" Ujar anak yang memimpin di kelompok 9. Rupanya banyak sekali kata baru yang anak-anak temukan dari kedua instrumen tersebut. Saya tidak berharap banyak.  Di bebeeapa sekolah lainnya, anak-anak kelas 4 dan 5 dapat menyelesaikan instrumen yang menjadi tugas kelompoknya dalam waktu 30 menit.Â
Namun, dengan 9 kelompok yang bekerja di tempat favorit masing-masing tanpa dukungan cofasilitator mustahil bisa dikeejakan denfan baik. Apalagi anak-anak mengaku kesulitan dengan kata-kata baru di dalam instrumen tersebut.Â
Menjelang pukul 10, saya mengajak anak-anak untuk membuat papan mimpi tentang Sekolah Ramah Anak Impian Kita. "Bu, ramah anak itu artinya apa?" Ujar salah seorang anak. Akhirnya saya menggali pengalaman belajar anak untyk menggambarkan makna sekolah ramah anak dari hasil berpikir anak-anak.Â
"Apa yang terbayang di benak kalian saat mendengar Sekolah Ramah Anak?"
Anak-anak menjawab pertanyaan teesebut sambil membuka kertas karton putih