Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

MeSRA dengan Ngopi Manis bareng Guru Modiis

25 Oktober 2019   01:45 Diperbarui: 25 Oktober 2019   01:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekolah Ramah Anak adalah rumah besar bagi segala inovasi dalam pemenuhan hak dan perlindungan anak di satuan pendidikan termasuk pencegahan dan penanganan radikalisme dan intoleran yang dikhawatirkan makin menguat di beberapa daerah.  Fenomena unjuk rasa anak dari Jawa Barat di tengah-tengah situasi yang tidak bisa dipastikan keamananya karena termakan hoax menjadi pendorong utama Sandi Kerlip Institute untuk menggelar Pelatihan SRA dan Ngopi Manis bareng Guru Modiis di Bandung.

Kita patut bersyukur di penghujung kepemimpinannya, Menteri Agama RI, Lukman Hakim telah menjadikan Moderasi Beragama sebagai prioritas program. Beberapa inovasi pun muncul, termasuk istilah modis. "Modifikasi program utama di direktorat PAI Kemenag ini sangat menarik. Sandi Kerlip memberi makna tersendiri dengan mengubah akronim modis menjadi modiis, moderat, inovatif, inspiratif, dan santun. Apalagi dikaitkan dengan kekinian seperti Ngopi dulu, "ujar Dr. Rohmat Mulyana, Direkrut PAI pada peluncuran Ngopi Manis bareng Guru Modiis. 

"Kami sepakat mengangkat istilah Ngopi Manis akronim dari Ngobrol Perihal Iman Islam yang dicetuskan salah satu pengelola Taman Bacaan Masyarakat di Kabupaten Garut dan menyatukan dengan istilah guru Modiis. Ngopi Manis bareng Guru Modiis adalah salah satu inovasi yang ingin kami populerkan dalam upaya menuju Sekolah Ramah Anak atau MeSRA, "ujar Direktur Sandi KerLiP Institute, Nurul Fitry Azizah di sela-sela kesibukannya menjadi moderator Ngopi Manis bareng Guru Modiis perdana di Resto Puspa Maya Hotel Shakti Bandung pada Rabu, 23 Oktober 2019.  Perempuan muda yang sering dipanggil dengan sebutan Teh Fitry ini menyampaikan kepada saya tentang Tantangan 40 Hari Belajar di Luar Kelas Menuju Sekolah Ramah Anak yang digelarnya sejak hari guru sedunia, 5 Oktober  sampai 22 Desember 2019. Serah terima Wakaf Buku Tebar Ilmu Ensiklopedia Lintas Sejarah Indonesia dari Ketua Pengawas Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan  kepada 48 pelopor Kolase Bangsa di SMAN 1 Dago Bandung menjadi stimulan kegiatan Sandi KerLiP Institute ini.

MeSRA dengan Ngopi Manis bareng Guru Modiis  terlaksana atas dukungan Direktorat PAI Kemenag, Kempppa, Disdikprov Jabar, Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan, GIP, Komunitas Alumni Perguruan Tinggi, Binat Pustaka dan Sigap Kerlip Indonesia.

Selly dari SMAN 1 Cianjur, Restu dari SMA 11 Maret, dan Safrina SMAN 1 Bandung duduk menemani Direktur PAI. Mereka menyatakan kegembiraannya bisa mengikuti pelatihan SRA yang dilaksanakan di SMAN 27 Bandung sejak pukul 8 pagi sampai Ngopi Manis bareng Guru Modiis pada pukul 19.30-20.30 wib. Ketiganya mengaku mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga dan berjanji akan membagikannya kepada teman-teman di sekolah. Sementara itu Neneng Maemunah, guru agama Islam.di SMAN 24 Bandung menyampaikan rasa terima kasih dan kebahagiaannya telah mendapat pencerahaan tentang moderasi beragama, RPP santun, dan kelas inklusif serta ramah anak dari Sandi Kerlip. Acara Ngopi Manis barneg Guru Modiis pun berlangsung dengan baik. Makin malam obrolan dari Direktur PAI makin berbobot. "Saya mendukung penuh rencana Sandi Kerlip.untuk menggelar Ngopi Manis bareng Guru Modiis secara rutin tidak hanya di Bandung, tapi juga di kota-kota besar lainnya di Indonesia, "ucap Direktir PAI menjelang penutupan.

Dokpri
Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun