Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjumpaan

6 Oktober 2019   03:59 Diperbarui: 6 Oktober 2019   04:21 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sudut MeSRA di SMK Mitra Industri - dokpri

"Lihat, Bu! Halamannya begitu bersih, kan? Kami pasti malu jika By Lis menemukan sampah berserakan di sekolah kami!" Seru Pak Muslim saat kami tiba di Jotun II, tempat Bu Lis bekerja. 

"Silakan masuk, Pak! Ini ID Cardnya, " kata-kata penjaga menyadarkanku. Pak Muslim menuturkan bahwa perusahaan ini sangat memperhatikan kebersihan dan keamanan. ID Card yang kami pakai ini membantu pencarian orang jika terjadi bencana yang memaksa semua orang harus dievakuasi. Hm, benar juga. Aku langsung membaca profil yang teesedia di meja dengan front office. Ada 2 boneka penguin lucu terpajang di ruang tunggu. 

"Penguin terkenal dengan kemampuannya melawan binatang lain yang memiliki bobot 10 kali lebih besar, "Nia, staf CSR Bu Lis menjelaskan. Rupanya caraku menatap psekeliling front office Jotun mengundang respon baik dari Nia.

"Tak ada yang namanya kebetulan. Tuhan mengatur perjumpaan kita dengan caranya yang begitu indah, " ujar Lis membuka percakapan kami di ruang berdinding kaca itu. Aku masih terengah. Sudah lama tidak menaiki tangga lebih dari 2 lantai.  Meskipun  demikian, aku langsung menyambar begitu dipersilakan Lis untuk menyampaikan kebutuhan CSR lepada Nia. 

"Ada beberapa usul peningkatan mutus di SMK Mitra Industri. Pertama mengubah pintu kelas dna ruang lainnya agar terbuka keluar, " ujarku.

"Oh, iya, Bu. Saya pernah mendengarnya dari BNPB.  Biasanya manusia  berhamburan keluar dan saling mendorong jika terjadi gempa, " sergah Pak Muslim. Laki-laki ini adalah guru SMKN Cikarang Barat. Ia diperbantukan ke  SMK Mitra Industri. Perawakannya kecil dan gesit. Ia juga sangat antusias menjelaskan profil SMK Mitra Industri. 

"Terima kasih, Pak. Ijin melanjutkan, ya. Kedua lantai selasar yang licin. Jika memungkinkan diberi pelapis karet antislip. Jika tidak, mungkin sebaiknya dibuat peringatan, " aku berkata sambil melihat wajah Lis dan Nia.

Dan aku pun sangat bersyukur ketika menerima beragam hadiah dari Jotun melalui bu Lis. Mulai dari komitmen untuk menuju Sekolah Ramah Anak di SMK Mitra Industri dengan mewujudkan SPAB, oleh-oleh 1 tas penuh berisi tempat bekal, kaos, mini pad, dukungan angkutan buku ke Bandung, Sukabumi, dan Bekasi, kaos untum 48 pelopor kolase bangsa, cat untuk Rumah KerLiP dan 24  SMA mitra, dan bimbingan manajemen SDM untuk Sandi Kerlip Institute.

Perjumpaan dengan bu Lis membawa berkah bagi upaya tumbuh bersama demi kepentingan terbaik anak Indonesia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun