Saya benar-benar terharu dan bahagia menerima hadiah ulang tahun dari Bihan semalam di Manado. Keindahan Bihan mengekspresikan cintanya kepada saya mengalahkan pemandangan indah dari kamar 1129 Aryaduta Manado ke tepi pantai  yang saya sebar tadi pagi.
"Bihan sayang, terima kasih hadiahnya. Manis legit seperti ucapan-ucapan Bihan yang bikin kangen ibu. Titip peluk cium hangat untuk Bihan ya, Kak, "ujar saya kepada Nurlinda Taco, mamanya Bihan. Fitry dan saya melahap habis sekotak donat yang dibawa terbang Kak Linda bersama roti oleh-oleh khas Galesong ke Manado.
Konon anak-anak merespon kita setulus hatinya. Bihan, balita cerdas yang pandai berkomentar mengajatkan saya tentang ketulusan, cinta, dan rasa hormat. Celotehnya selalu menghangatkan suasana setiap kali saya tinggal di rumahnya. "Orang-orang Takalar memiliki resistensi yang sangat besar terhadap orang luar. Mereka seperti orang Makassar lainnya, tidak akan pernah berkompromi. Tapi jika mereka sudah menerima kita, bahkan lehernya pun mereka sediakan untuk kita, "ujar H. Iskandar Leman dalam obrolan pagi di lantai 5 Aryaduta. Nurlinda dan Zulfikah memperkuat pernyataan suhu kami dalam pengurangan risiko bencana tersebut. Dan saya merasakan keberlimpahan dipertemukan Allah dengan Bihan, kakak-kakaknya, ayah bunda dan keluarga besarnya di Galesong.Â
Terima kasih Bihan, bahkan celotehmu saja adalah hadiah terindah bagi ibu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H