Mohon tunggu...
Yanti Sriyulianti
Yanti Sriyulianti Mohon Tunggu... Relawan - Berbagilah Maka Kamu Abadi

Ibu dari 3 anak yang sudah beranjak dewasa, aktif menggiatkan kampanye dan advokasi Hak Atas Pendidikan dan Perlindungan Anak bersama Sigap Kerlip Indonesia, Gerakan Indonesia Pintar, Fasilitator Nasional Sekolah Ramah Anak, Kultur Metamorfosa, Sandi KerLiP Institute, Rumah KerLiP, dan Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan di Indonesia sejak 1999. Senang berjejaring di KPB, Planas PRB, Seknas SPAB, Sejajar, dan Semarak Indonesia Maju. Senang mengobrol dan menulis bersama perempuan tangguh di OPEreT.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anakku Menangis Tersedu Dini Hari Tadi

9 September 2019   15:45 Diperbarui: 9 September 2019   15:56 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mie ayam Bangka pesanan kami sudah  tersaji di hadalan mata. 

"Sudah jadi PT nya, Bu! Namanya PT Kreasi Abadi Mandiri . Pemiliknya Adi dan Bobby, "ujar Azi tiba-tiba. Tangannya tak henti mengaduk mie ayam spesial pesanannya. "Beda jauh ya dengan nama mereknya? Kata Adi agar meng-Indonesia,"imbuhnya sambil menuangkan kuah dari mangkuk kecil berisi bakso dan pangsit. 

Tak lama kemudian Azi bertutur tentang perjalanannya bersama Adi dan Bobby membuka event yang mempertemukan para kreator sejak mereka kuliah sampai saat ini. "Mulai CF kelima, rencana untuk membuat PT muncul. Ibu ingat kan, teteh dan teman-teman membuka kantor di Kebayoran Lama, "ujar Azi. Mukanya terlihat sembab dan memerah di antara lampu-lampu temaraman kedai Mie Bangka. Waktu sudah pukul 2 pagi. Aku anteng melahap mie ayam pangsit. Rasa perih menahan lapar mulai berkurang. 

"Jadi teteh tidak ikut memiliki PT tersebut?"Aku bertanya. Santai saja awalnya. Namun tiba-tiba suasana jadi berubah. Azi menangis. "Yang menyedihkan buat teteh adalah kenyataan mereka berdua bisa solid dan berhasil meraup ratusan juta bahkan milyar rupiah pada CF ke-12 dan 13 ini tanpa melibatkan teteh. Teteh yang menjauh karena belum bisa melunasi pinjaman untuk memperbaiki rumah. Utang kita masih tersisa Rp60 juta, 50 sisa utang rumah, 10 pengganti laptop "kata Azi sambil menangis tersedu.

Aku jadi merasa sangat bersalah. Masih jelas dalam ingatanku rasa geram dan tak berdaya saat menerima bagi hasil pembayaran dari mitra. 

"Seharusnya saat itu aku bersikukuh untuk melunasi semuanya".

 "Maaf ya Teh. Ibu tidak menyangka akan begini jadinya. Komisaris Utama perusahaan waktu itu mengubah prosentase bagi hasil. Semua bagi hasil yang ibu terima  sudah digunakan untuk membayar pinjaman ke kas CF, kan?"

Kalimat-kalimat ini sudah di ujung lidah, namun lidahku jadi kelu. 

Azi masih bertutur tentang Bobby yang mengerahkan tante dan adiknya untuk membantu penyelenggaraan CF 12 dan 13.  Sesekali terdengar sesenggukannya.

"Kak Bobby hanya mengerjakan event CF 2 kali setahun. Ia tidak melanjutkan pekerjaan di tempat lain,"kata adik perempuan Bobby yang selalu ngintil di belakang Bobby saat Azi bertanya tentang kesibukan Bobby.

"Omzet CF sudah besar, Bu. Sangat bisa diandalkan. Kemampuan Adi mengajak ribuan tenan dilengkapi kemampuan teknis Bobby membuat CF berkibar. Mereka berdua merasa cukup dengan kondisi ini. Mimpi teteh untuk membuat event di beberapa kota besar lainnya masih menggelora. Teteh berencana untuk menyiapkan usaha sendiri untuk itu, "ujar Azi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun