"Bencana itu kompleks, tidak ada satu institusi yang mampu menanganinya sendiri. Untuk itu perlu kolaborasi secara harmonis layaknya orkestra simfoni bukan kompetisi. Terima kasih kepada seluruh penggiat PB di Indonesia,"kata-kata ini terpampang di wall facebook Bernardus Wisnu Widjaya.
Kami memanggilnya dengan nama Pak Wisnu. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB ini berhasil  mengajak puluhan juta orang Indonesia untuk memahami pentingnya #SiapUntukSelamat pada Hari Kesiapsiagaan Nasional, 26 April mulai 2017.Â
Strategi Pak Wisnu untuk memperkuat kolaborasi dalam pendidikan kebencanaan di satuan pendidikan formal, keluarga, PAUD, dan pendidikan masyarakat mulai terlihat hasilnya.Â
Penguatan kelembagaan Seknas SPAB, Srikandi Kebencanaan, simulasi evakuasi mandiri, dan #SiapUntukSelamat adalah beberapa inisiatif yang tumbuh dan berkembang pada saat Pak Wisnu menjadi Deputi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BNPB.
Kehormatan bagiku melihat logo KerLiP terpampang jelas di antara logo-logo pegiat PB Indonesia yang mengelilingi wajah Pak Wisnu. Aku membacanya sesaat sebelum naik travel bersama Fitry dan Nia Kurniati.Â
Kami bertiga pulang ke Bandung membawa aneka ragam kegembiraan belajar bersama 180 penyintas guru dari Sukabumi, Lebak, Pandeglang, dan Lampung Barat.Â
"Bapak, Ibu adalah orang-orang terpilih yang Allah hadirkan untuk belajar bersama kami. Terima kasih telah menunjukkan antusiasme yang luar biasa selama 6 jam ini.  Dari berbagai pelatihan yang kami fasilitasi dengan metode yang serupa, baru kali ini kami mengalami lompatan belajar yang sangat cepat. Silakan Bapak/Ibu buka HPnya dan membuat akun pada Https://simpatik.belajar.kemdikbud.go.id/registration dan klik spab untuk meningkatkan kapasitas Bapak/Ibu tentang pendidikan kebencanaan. Pustekkom Kemendikbud dengan dukungan Unicef, Save the Children, YPII, dan Seknas SPAB menyediakan 8 modul untuk diklat daring, "ujarku saat membuka sesi terakhir: penguatan konsep dan evaluasi terkait standar minimum pendidikan dalam situasi darurat bencana. Seperti biasa aku mengajak peserta pelatihan untuk mengenal sekolah ramah anak(SRA) dengan tepuk hak anak:Â
Trpuk hak anak//hak hidup//tumbih kembang//perlindungan//partisipasi//Yes
Keseruan belajar bersama 180 Bapak/ibu guru dikdas ini meyakinkanku untuk mengajak mereka mewujudkan SRA dengan gembira sehari belajar di luar kelas pada 7 November 2019.