Mohon tunggu...
Fatmah Afrianty Gobel
Fatmah Afrianty Gobel Mohon Tunggu... profesional -

Seorang pendidik, peneliti, pengajar dan sekaligus ibu dari tiga anak. Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Staf Pengajar FKM Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. Diluar kampus, tercatat sebagai Pengurus Nahdatul Ulama, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sul-Sel dan pendiri Center for Policy Analysis (CEPSIS) Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Abdul Karim Gobel, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

10 November 2011   05:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:51 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pahlawan bangsa bukan hanya para tentara yang berjuang mengangkat senjata. Guru pun dapat dikategorikan sebagai pahlawan meski seringkali tanpa tanda jasa diberikan sebagai wujud pengabdiannya.  Meski demikian, penghargaan dari masyarakat jauh lebih berarti ketimbang penghargaan simbolik dari pemerintah.

Demikian halnya pada sosok Abdul Karim Gobel. Sebagai seorang pernah berprofesi sebagai seorang guru, penghargaan masyarakat sangat melekat sehingga hingga akhir hayatnya selalu dipanggil dengan nama Pak Guru Josa. Pengabdiannya sebagai seorang guru dimulai ketika mengabdikan dirinya pada sebuah sekolah yang jauh dari kampungnya di Tapa, Gorontalo yakni diwilayah Luwuk-Banggai.

Abdul Karim Gobel atau sering dipanggil Pak Guru Josa lahir dan besar di Tapa, Gorontalo. Sosoknya yang low profile dan memiliki pergaulan luas dikenal sebagai aktifis Partai Persatuan Pembangunan. Meski terlihat aktif di partai politik, semasa hidupnya tidak pernah menjadi anggota parlemen (DPRD) setempat. Beberapa kali kesempatan itu datang tapi selalu dipinggirkan oleh orang-orang tertentu di partainya. Meski diperlakukan demikian, Pak Guru Josa tetap menghindari permusuhan dengan sesama rekan separtai demi kekuasaan. Baginya persaudaraan adalah lebih penting ketimbang berlomba meraih kekuasaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun