Mohon tunggu...
Fatmah Afrianty Gobel
Fatmah Afrianty Gobel Mohon Tunggu... profesional -

Seorang pendidik, peneliti, pengajar dan sekaligus ibu dari tiga anak. Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Staf Pengajar FKM Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. Diluar kampus, tercatat sebagai Pengurus Nahdatul Ulama, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sul-Sel dan pendiri Center for Policy Analysis (CEPSIS) Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Belajar Dari Penyakit Kanker Paru Sang Menkes

31 Januari 2011   07:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:02 3592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296463965415304878

[caption id="attachment_88209" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi/Admin (shutterstock)"][/caption] Tersiar berita bahwa Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih terdeteksi mengidap penyakit kanker paru-paru. Bahkan dikabarkan sudah masuk kategori stadium empat berarti sudah menyebar ke organ tubuh lainnya. Penyakit berbahaya itu baru diketahuinya sejak Oktober 2010 ketika melakukan kewajiban check-up bagi para menteri-menteri setiap tahun sekali. Namun baru tersiar ke publik pada 17 Januari 2011 dalam sebuah pertemuan Menkes dengan sejumlah wartawan di Kantor Kemenkes Jalan Rasuna Said, Kuningan Jakarta. Meski divonis menderita penyakit kanker paru, Endang Rahayu Sedyaningsih bertekad tetap beraktivitas sebagai Menteri Kesehatan sambil menjalani pengobatan. Dari kasus penyakit kanker paru-paru yang diderita Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih dapat menjadi bukti bahwa penyakit dapat menyerang siapa saja, sekalipun seorang menteri yang sehari-hari membina kesehatan masyarakat. Menkes Endang Rahayu Sedyaningsih pada saat test kesehatan sebagai calon menteri pada 22 Oktober 2009 lalu tidak terdeteksi gejala penyakitnya, namun setahun kemudian dokter memvonisnya memiliki gejala kanker paru-paru. Gejala Kanker Penyakit kanker paru-paru banyak menyerang kaum pria dan wanita dan merupakan penyebab utama dari kematian akibat kanker. Sumber kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, meski kanker pada bagian tubuh lainnya dapat juga menyebar ke paru-paru. Awal terjadinya kanker paru-paru bermula pada saluran udara besar yang masuk ke paru-paru yang disebut bronki. Karena itu kanker sering disebut karsinoma bronkogenik. Pada umumnya, penyakit kanker paru-paru diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan penyebarannya yakni kanker paru-paru primer dan kanker paru-paru sekunder. Pada kanker paru-paru primer, memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak) dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut "oat cell carcinomas" (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan chemotherapy and radiation therapy. Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru, misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma. Sementara kanker paru-paru sekunder merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau karena kedekatan organ (sumber: Lung Cancer Disease). Salah satu ciri dari penyakit kanker pada umumnya adalah tidak ada tanda - tanda atau memiliki gejala kemunculan sampai pada stadium tertentu. Namun beberapa kemungkinan gejala yang dideteksi sebagai penyakit kanker adalah dahak berdarah berubah warna dan makin banyak, napas sesak dan pendek-pendek, batuk yang terus menerus atau menjadi hebat, kehilangan selera makan atau turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas, pembengkakan di wajah atau leher, suara serak/parau dan kelelahan kronis (Wikipedia). Pada stadium awal, gejala - gejala tersebut sering tidak terdeteksi. Setelah stadium akhir, baru penderita mencari pertolongan medis. Dari semua jenis kanker, menurut WHO kanker paru merupakan penyebab kematian utama baik pria maupun wanita. Ada beberapa penyebab seseorang menderita penyakit kanker paru-paru. Penyebab pertama adalah virus human papillomavirus (HPV). Virus ini dikenal sebagai penyebab kanker leher rahim. Sebuah penelitian dari sekelompok ilmuwan Taiwan pada tahun 2001 menemukan fakta adanya sejumlah wanita usia baya di Taiwan mengidap kanker paru disebabkan oleh HPV. Padahal sejumlah wanita itu tidak merokok, sebagaimana pada umumnya penyebab kanker paru. Penyebab kedua adalah polusi udara dari zat - zat dalam asap hitam kendaraan, arsen, klorometil eter, nikel, kromat, gas mustard dan banyak lagi. Sekitar 10% - 15% pada pria dan 5% pada wanita disebabkan oleh zat-zat yang disebut diatas. Berdasarkan hasil kajian American Cancer Society mengungkap fakta bahwa peningkatan jumlah partikel halus sebanyak 1% saja sudah mampu meningkatkan risiko kanker paru sebanyak 14%. Semakin kecil ukuran partikel maka semakin jauh partikel tersebut bisa memasuki organ paru. Penyebab ketiga adalah benda padat bernama asbes yang sering digunakan sebagai bahan atap. Di Amerika saja, setiap tahun ada 2000-3000 kasus kematian akibat kanker paru yang berhubungan erat dengan terhirupnya asbes ke dalam paru. Penyebab keempat adalah merokok. Merokok adalah penyebab utama penyakit kanker paru - paru pada pria dan wanita. Diperkirakan orang yang menderita kanker paru, sekitar 90% diderita oleh kaum pria dan sekitar 70% pada wanita. Semakin banyak menghisap rokok, semakin besar risiko untuk menderita kanker paru-paru. Sindroma hormonal yang berhubungan dengan kanker paru-paru adalah: pembesaran payudara pada pria (ginekomastia), kelebihan hormon tiroid (hipertiroidisme), dan perubahan kulit (kulit di ketiak menjadi lebih gelap) serta perubahan bentuk jari tangan, jari kaki, dan perubahan pada ujung tulang-tulang panjang. Pencegahan dan Pengobatan Pengelompakan (stadium) kanker dilakukan guna menentukan jenis pengobatan yang akan dilakukan. Stadium kanker dapat dilakukan berdasarkan: ukuran tumor, penyebaran ke kelenjar getah bening di dekatnya, dan penyebaran ke organ lain. Untuk mengetahui seseorang memiliki potensi terkena kanker paru-paru, diagnosa awal bisa dilakukan dengan memperhatikan batuk yang menetap dan terus menerus hingga kondisi memburuk. Bila gejala ini muncul maka sebaiknya menggunakan alat rontgen dada untuk menemukan sebagian besar tumor paru-paru. Bila hasilnya positif terkena kanker paru-paru, akan ditemukan bayangan pada rontgen dada seseorang meskipun tidak semua bayangan yang terlihat merupakan kanker. Bayangan kecil yang tidak tampak pada foto rontgen dada bisa dilihat melalui CT scan. Dengan menggunakan alat CT scan, pembesaran kelenjar getah bening dapat diketahui termasuk bila ada penyebaran ke hati, kelenjar adrenal atau otak. Sementara penyebaran ke tulang bisa dilihat melalui skrening tulang. Pemeriksaan mikroskopik juga dapat mendiagnosa gejala kanker paru-paru dengan memeriksa dahak penderita (sitologi dahak). Kadang dilakukan bronkoskopi untuk mendapatkan jaringan yang diperlukan. Setelah tahap diagnosa penyakit, tahap berikutnya adalah pengobatan kanker paru-paru. Pembedahan merupakan pilihan pengobatan yang kerap dilakukan pada karsinoma sel kecil yang belum menyebar. Pada karsinoma sel kecil telah menyebar ke bagian tubuh lainnya kanker ini diobati dengan kemoterapi. Dari semua pilihan pengobatan kanker, sekitar 10% - 35% kanker diangkat melalui pembedahan, meski tidak semua pembedahan dapat menghasilkan kesembuhan bagi penderita kanker paru-paru. Tes fungsi paru-paru dilakukan sebelum pembedahan untuk mengetahui baik atau tidaknya paru-paru dalam menjalankan fungsinya. Paru-paru yang tidak berfungsi baik tidak dimungkinkan untuk pembedahan. Untuk mengurangi gangguan pernafasan pada penderita kanker paru-paru yang mengalami penurunan fungsi paru-paru bisa diberikan terapi oksigen. Selain terapi oksigen, diberikan juga obat yang dapat melebarkan saluran udara (bronkodilator) Selain itu, pembedahan urung dilakukan bila kanker telah menyebar keluar paru-paru, kanker terlalu dekat dengan trakea, penderita kanker dalam keadaan yang serius seperti penyakit paru-paru berat. Bila tidak dapat dilakukan pembedahan, pilihan pengobatan lainnya adalah terapi penyinaran. Tujuan dari terapi penyinaran untuk memperlambat pertumbuhan kanker, tetapi bukan untuk penyembuhan. Terapi ini juga dapat mengurangi nyeri otot, penekanan saraf tulang belakang dan sindroma vena kava superior. Namun efek penyinaran bisa menyebabkan peradang paru-paru (pneumonitis) dengan gejala berupa batuk, sesak nafas dan demam. Gejala tersebut bisa dikurangi dengan corticosteroid, misalnya prednisone (medicastore.com). Tahap pencegahan kanker paru-paru adalah langkah paling penting sebelum terserang penyakit mematikan ini. Sebagaimana diketahui perilaku merokok adalah faktor penyebab utama karena itu pencegahannya dengan tidak merokok, berhenti merokok dan menghindari terpapar asap rokok. Jika belum pernah merokok maka jangan mendekati rokok atau mencoba-coba merokok untuk menghindari faktor risiko utama kanker paru-paru. Bila terlanjur merokok, maka berhenti merokok sekarang juga dengan meminta bantuan dan tips-tips berhenti merokok yang dapat memandu untuk menjauhi rokok, sekalipun sudah merokok bertahun-tahun lamanya. Bila tinggal atau bekerja bersama dengan perokok dan ingin menghindari asap rokok, maka dorong perokok itu untuk berhenti merokok atau merokok pada area bebas rokok. Pencegahan di rumah dan di tempat kerja adalah langkah penting untuk menghindari terpapar kanker paru-paru. Pencegahan di rumah dengan cara memeriksa kadar radon rumah, utamanya apabila tinggal pada wilayah dengan kadar radon yang tinggi. Rumah dapat diperbaiki guna mencegah kadar radon yang tinggi dengan tes radon. Sementara pencegahan di tempat kerja adalah menghindari karsinogen berupa perlindungan diri dari paparan bahan kimia beracun. Penggunaan masker adalah salah satu cara perlindungan diri dari ancaman bahan kimia beracun. Pencegahan primer dari segala macam penyakit dengan menerapkan pola hidup sehat seperti olahraga dan makan makanan yang mengandung karbohidrat, protein dan vitamin. Kegiatan olahraga sebaiknya dilakukan minimal 30 menit setiap hari dalam seminggu. Olahraga berjalan dan berlari-lari kecil (jogging) adalah pilihan jenis olahraga yang ringan, selain bersepeda atau berenang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun