Mohon tunggu...
Fatmah Afrianty Gobel
Fatmah Afrianty Gobel Mohon Tunggu... profesional -

Seorang pendidik, peneliti, pengajar dan sekaligus ibu dari tiga anak. Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya, Staf Pengajar FKM Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar. Diluar kampus, tercatat sebagai Pengurus Nahdatul Ulama, Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Sul-Sel dan pendiri Center for Policy Analysis (CEPSIS) Makassar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Epidemiologi dalam Pembangunan kesehatan Lokal

30 Januari 2011   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:04 2261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1296459180894669802

[caption id="attachment_86645" align="alignright" width="200" caption="Illustrasi"][/caption] Pada hari Sabtu, 8 Januari 2011 saya mendapat telepon dari seorang professor bidang epidemiologi dari Universitas Hasanuddin (UNHAS), Makassar mengundang untuk datang pada sebuah seminar yang digelar di Hotel Mercure, Makassar. Terpaksa jadwal mengajar pada hari itu untuk para bidan kelas akhir pecan saya tunda demi menghargai undangan sang professor lulusan Amerika tersebut.

Setelah sampai di tempat acara, ternyata acara yang dimaksud sangat relevan dengan bidang kajian saya tentang epidemiologi. Seminar tersebut digelar oleh RS Ibu dan Anak Siti Fatimah milik pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dengan tema “Peran Epidemiologi Dalam Mempercepat RS Ibu dan Anak Siti Fatimah menjadi Center of Exellence di Indonesia Timur”. Hadir sebagai pembicara Seminar adalah Prof. I Nyoman Kandun (Ketua Perhimpuan Ahli Epidemiologi Indonesia/PAEI Pusat) dan Prof. A.E Meliala (Direktur Eksekutif LP2EI).

Setelah seminar dilanjutkan dengan pertemuan terbatas parapengurus Perhimpuan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulawesi Selatan (Sulsel) yang dipimpin Dr. dr Leo Prawirodihadjo, M.Kes (Direktur RS Siti Fatimah/Ketua PAEI Sulsel) bersama dengan pengurus PAEI Pusat. Beberapa poin-poin penting hasil rapat itu adalah mencari solusi dalam mengatasi masalah kesehatan di Sulsel antara lain: (1)Melaksanakan advokasi Epidemiologi dengan Gubernur mengenai Epidemiology Roadmap Sulsel (2010- 2014); (2) Mempersiapkan tenaga profesional epidemiologi dalam mendukung pembangunan kesehatan provinsi Sulsel (S1 profesi Epidemiologi); (3)Melaksanakan pelatihan tenaga profesi epidemiologisemua level dengan menggunakan modul standard nasional; (4)Bekerjasama dengan dinas kesehatan dalam membentuk JejaringEpidemiologidisemua institusi kesehatan;

Empat point penting lainnya terkait dengan organisasi profesi para ahli epidemiologi, PAEI. Empat point yang dimaksud adalah: (5)PAEI menjadi bagian dari Majelis Tenaga Kesehatan Profesi (MTKP) Provinsi Sulsel;(6)PAEI terlibat di dalam proses penentuan kebijakan kesehatan dan perencanaanpembangunan kesehatan di Provinsi Sulsel;(7) Aktif dalam menyelenggarakan dan mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah baik di level provinsi, nasional maupun internasional; dan (8) PAEI aktif dalam proses pemantapan koordinasi pembangunan Kesehatan di kabupaten/kota sesuai dengan semangat otonomi dan desentralisasi.

Pendekatan Epidemiologi

Pendekatan epidemiologi dalam ilmu kesehatan masyarakat menjelaskan secara kuantitatif masalah kesehatan yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam aplikasinya, epidemiologi menerangkan faktor-faktor penyebab penyakit beserta distribusi penyakit. Karena itu dalam epidemiologi dikenal tiga jenis yakni Epidemiologi Deskriptif, Epidemiologi Analitik, dan Epidemiologi Eksperimental.

Epidemiologi Deskriptif mempelajari tentang distribusi dan frekuensi penyakit yang menunjukkan besarnya masalah kesehatan dalam masyarakat. Epidemiologi deskriptif menjawab pertanyaan who, where dan when atau siapa yang terkena penyakit, dimana lokasinya dan kapan terjadinya. Epidemiologi Analitik membahas tentang faktor-faktor penyebab (determinant) suatu masalah kesehatan. Epidemiologi Analitik akan menjawab pertanyaan why atau mengapa timbul suatu masalah kesehatan dan apa penyebabnya. Sementara Epidemiologi Eksperimental menguji kebenaran melalui suatu percobaan (experiment) faktor-faktor penyebab suatu masalah kesehatan. Eksperimen epidemiologi bisa dilakukan di laboratorium atau di dalam suatu komunitas tertentu.

Dalam pendekatan epidemiologi juga dikenal istilah trias epidemiologi atau segitiga terjadinya suatu penyakit. Trias epidemiologi menggambarkan interaksi tiga faktor utama masalah kesehatan yakni host (pejamu), agent (faktor penyebab) dan environment (lingkungan). Pejamu adalah semua yang termasuk golongan makhluk hidup seperti hewan dan manusia yang menjadi tempat alamiah proses perkembangan penyakit. Agen adalah suatu organisme hidup yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Agen penyakit bisa sendiri seperti pada penyakit infeksi, namun bisa pula bersama-sama atau bekerjasama seperti pada penyakit kanker. Sementara Lingkungan adalah faktor luar dari suatu individu yang berperan dalam terjadinya suatu penyakit. Faktor lingkungan ini dibagi pula atas lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan sosial.

Dalam aplikasi ilmu ini, ada tiga jenis penelitian epidemiologi dalam mengungkap suatu penyakit yakni penelitian potong melintang (cross-sectional study), penelitian kasus-kelola (case-control study) dan penelitian kohor (cohort study). Penelitian epidemiologi lainnya biasa pula dibagi atas penelitian desktriptif dan penelitian eksperimental. Cross-sectional study digunakan untuk melihat gambaran sesaat kejadian suatu penyakit berupa distribusi dan frekuensi karakteristik kesehatan dalam masyarakat melalui bentuk survei. Case-control study untuk mengetahui hubungan sebab-akibat (kausal) suatu kasus penyakit. Cara penggunaannya, memilih kasus dari penyakit yang diteliti kemudian memilih kelompok kontrolnya. Sedangkan cohort study adalah penelitian yang mengamati kejadian suatu penyakit dari waktu ke waktu dalam rentang waktu yang panjang sehingga dapat memotret faktor penyebab keterpaparan suatu individu sehingga menyebabkan terjadinya penyakit.

Setelah mengetahui penelitian-penelitian epidemiologi, dikenal pula tiga bentuk dasar ukuran epidemiologi yakni rate (angka), rasio dan proporsi. Ketiga ukuran itu digunakan dalam menjelaskan suatu peristiwa kesakitan, kematian, dan nilai statistik lainnya. Peristiwa kesakitan bisa diukur dengan menggunakan angka insidensi dan angka serangan sementara peristiwa kematian menggunakan mortality rate (angka kematian). Menurut Prof. Dr. Muh Najib Bustan MPH, salah satu peletak dasar epidemiologi di Indonesia, nilai rate mengukur kemungkinan kejadian dalam populasi terhadap beberapa peristiwa tertentu. Rasio adalah suatu pernyataan frekuensi nisbi kejadian suatu peristiwa lainnya. Sedangkan proporsi adalah suatu persen dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori (atau subkelompok) dari kelompok itu (Bustan, 2006:84-94).

Karena itu, Valanis B. (1999:10) dalam bukunya Epidemiology in Health Care, terbitan Appleton & Lange, Standford, Connecticut membagi atas tujuh peran utama epidemiologi dalam pembangunan kesehatan masyarakat yakni: (1) investigasi etiologi penyakit, (2) identifikasi faktor risiko, (3) identifikasi sindrom dan klasifikasi penyakit, (4) melakukan diagnosis banding dan perencanaan pengobatan, (5) surveilans status kesehatan penduduk, (6) diagnosis komunitas dan perencanaan pelayanan kesehatan serta (7) evaluasi pelayanan kesehatan dan intervensi kesehatan masyarakat.

Dengan melihat keluasan perspektif pendekatan epidemiologi dalam pembangunan kesehatan, maka tidak salah bila pengambil kebijakan kesehatan lokal dapat melakuan pengarusutamaan pendekatan epidemiologi dalam program-programmnya. Selama ini akibat desentralisasi kesehatan, pendekatan yang lebih dominan adalah kebijakan kesehatan gratis yang lebih didominasi pendekatan kuratif (pengobatan). Dari sudut pandang ilmu kesehatan masyarakat, kesehatan gratis lebih banyak bermuatan pada kajian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan (AKK).

Bila ingin membangun kesehatan masyarakat yang sejati, maka pendekatan epidemiologi menyajikan cara kerja yang paling relevan dalam mengangkat derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Sementara, cabangilmu kesehatan masyarakat lainnya menjadi pendukung dari epidemiologi, seperti AKK, Gizi Kesmas, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Reproduksi dan seterusnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun