Mohon tunggu...
Yanti Damayanti
Yanti Damayanti Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga, pensiunan BUMN, freelancer, ghost writer

Lihat, baca, dengar, rasa, tulis. Menulis adalah jalan ninja saya untuk aktualisasi diri dengan harapan tujuan menjadi jalan yang tepat untuk meraih kebahagiaan. Sebagai manusia yang mudah resah pada hal yang tidak sreg ketika dibaca, dilihat, didengar dan dirasakan, saya selalu melepaskannya lewat tulisan dan mempublikasikannya jika ingin. Sebagai ghost writer untuk berbagai genre dan tema tulisan akhirnya memantapkan diri untuk mulai keluar dari sarang dan inilah tulisan-tulisan resmi dipublikasi atas nama diri sendiri. Parenting, menjadi POV yang selalu menarik buat saya sebab menjadi orang tua itu belajarnya bersamaan dengan tumbuhnya sang anak. Hal ini berarti selamanya kita akan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mencegah Brain Rot dengan Pendidikan Sosial dan Emosional

23 Januari 2025   06:08 Diperbarui: 23 Januari 2025   06:16 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Munculnya fenomena "brain rot" atau pembusukan otak karena penurunan kualitas fungsi otak akibat paparan konten tidak produktif layak mendapat perhatian serius. Salah satu cara efektif untuk mencegah brain rot adalah melalui pendidikan emosional dan sosial. 

Brain rot disebabkan oleh kebiasaan menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, bermain gim tanpa batas, atau menonton konten hiburan yang tidak mendidik dapat menyebabkan hilangnya fokus, kreativitas, dan keterampilan berpikir kritis. 

Mengenal Pendidikan Emosional dan Sosial

Mencegah brain rot dapat dilakukan melalui pendidikan emosional dan sosial sebab metoda yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran yang membantu individu memahami, mengelola, dan mengekspresikan emosi dengan sehat, sekaligus membangun hubungan positif dengan orang lain. Komponen utamanya mencakup pengenalan emosi, empati, keterampilan komunikasi, dan manajemen konflik.

Otak anak-anak dan remaja masih berkembang, sangat membutuhkan pendidikan ini untuk membentuk karakter, pola pikir, dan kebiasaan yang positif. Berbekal keterampilan emosional dan sosial, mereka dapat lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan hidup, termasuk pengaruh buruk dari paparan konten digital yang tidak mendidik.

Hubungan Brain Rot dengan Kesejahteraan Emosional

Brain rot seringkali berkaitan dengan stres, kecemasan, dan kurangnya stimulasi positif. Ketika seseorang terus-menerus mengonsumsi konten yang dangkal atau bersifat adiktif, otak kehilangan kesempatan untuk berpikir mendalam, mengeksplorasi ide baru, atau berinteraksi secara bermakna dengan dunia nyata. Akibatnya, kemampuan untuk memecahkan masalah, membuat keputusan, dan menjalin hubungan sosial yang sehat dapat menurun.

Pendidikan emosional dan sosial berfungsi sebagai penyeimbang untuk mencegah brain rot. Anak-anak yang diajarkan untuk mengenali emosi mereka, berkomunikasi dengan baik, dan menyelesaikan konflik dengan bijak cenderung lebih mampu mengelola waktu dan memilih aktivitas yang bermanfaat. Hal ini mengurangi risiko terjebak dalam pola konsumsi konten yang tidak produktif.

Manfaat Pendidikan Emosional dan Sosial

  • Peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan mengenal emosi dan berlatih memecahkan masalah secara kreatif, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Ini membantu mereka untuk lebih selektif dalam memilih aktivitas, termasuk penggunaan teknologi.
  • Penguatan hubungan sosial anak-anak dengan mengajarkan empati dan keterampilan komunikasi akan lebih mudah menjalin hubungan positif dengan orang lain. Mereka cenderung lebih terlibat dalam interaksi sosial nyata daripada tenggelam dalam dunia virtual.
  • Peningkatan kesejahteraan mental, dengan belajar mengelola emosi seperti stres dan frustrasi, risiko gangguan mental yang berkontribusi pada brain rot dapat diminimalkan.
  • Membangun kebiasaan positif pendidikan ini membantu anak-anak untuk mengatur waktu dengan baik dan menyeimbangkan antara aktivitas digital dan dunia nyata.

Cara Menerapkan Pendidikan Emosional dan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun