Daun-daun Kering yang Merindukan Bulan
Daun-daun kering kerontang
Berserakan di bawah pohon rindang
Padu menyatu dengan alam
Tenang tanpa keluh dan resah
Daun-daun kering menguning
Hiasi senja yang hampir pergi
Berselimut kabut hitam yang menggantung di ujung langit
Daun-daun kering merunduk dan meratap
Hatinya tertaut masa silam yang berkelindan tanpa jeda
Kala ia bercumbu dengan pupus-pupus hijau
Kala ia bercengkrama dengan bulan
Kala sang bayu menyentuh tubuhnya
Sesaat ia pun terjaga
Bangkit lalu berjalan ikuti irama
Rindunya diredam
Menjemput malam penuh makna
Ia titi setiap jengkal tuk berburu bekal
Tak ingin ia mengiba
Tak ingin dikasihani
Biarkan ia mengukir diri dengan untaian hati bening walaupun tubuhnya telah kering dan usang. Â Namun bibirnya selalu basah dengan lantunan indah yang selalu melekat di sudut ruang rindu
Biarkan alam yang menentukan arah ke mana ia melangkah
Sang Penggenggam jiwa akan selalu bersamanya dalam setiap derap kaki
Ambarawa, 2 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H