Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetangga adalah Saudara Terdekat

17 Oktober 2022   21:46 Diperbarui: 17 Oktober 2022   21:58 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagai makhluk Allah, kita tak bisa hidup sendiri. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu hal yang menjadi bagian hidup. Bermasyarakat yang paling dekat dengan diri kita adalah tetangga. Menurut penulis tetangga adalah saudara terdekat. Benarkah? Mari kita telusuri dalam kehidupan sehari-hari.

Hidup bertetangga dalam setiap daerah tertentu pasti beda dengan daerah lainnya. Hidup bertetangga di desa berbeda dengan di kota. Pada kesempatan ini penulis yang tinggal di sebuah desa yang sudah berpuluh tahun penulis tinggal bersama keluarga. Desa yang kami tempati tidak pelosok tetapi tidak juga seperti di kota besar.

Banyak hal yang menjadikan hidup bertangga harus diikuti sesuai dengan para sesepuh yang ada. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam hidup bertetangga  harus diikuti baik kegiatan suka maupun duka. Berdasarkan yang penulis alami ada beberapa kegiatan yang mau tak mau melibatkan tetangga.

Pertama, acara pernikahan. Keluarga yang akan punya gawe menikahkan anakknya, peran tetangga amat banyak. Dimulai pembentukan panitia dengan mengumpulkan para tetangga. Para tetangga inilah yang akan membantu pelaksanaan acara pernikahan. Mulai bagian ketua panitia, urusan konsumsi. Untuk konsumsi di desa kami ada yang menggunakan catering ada pula yang memasak  sendiri. Jika memasak sendiri, para tetangga akan datang beberapa hari sebelum hari H. Jika tuan rumah menggunakan jasa catering, tetangga bagian mengecek makanan dari catering. Kita sebagai tetangga tentu saja harus mau jika dimintai tolong. Ini wujud kerukunan.

Selain itu, ada yang membantu bagian among tamu, pasrah temanten, pembawa cara, dan lainnya yang tak mungkin ditangani sendiri atau saudara yang rumahnya jauh. Tetanggalah yang sebagian besar membantu.

Kedua, acara duka. Saat ada orang meninggal, tetanggalah yang awal mula datang untuk membantu segalanya mulai persiapan pemakaman, misalnya menggali kubur, membeli bunga dan merangkainya, memasak untuk acara bedah bumi. Mempersiapan tempat dan lainya. Semua dibantu oleh tetangga. Belum lagi saat doa bersama dari satu hari hingga tujuh hari, tetanggalah yang datang membantu mempersiapkan. Sebagai warga, kita harus tanggap jika ada tetangga berduka. Apa pun dikerjakan dengan guyup tanpa harus menunggu dimintai tuan rumah.

Ketiga, kegiatan dusun. Kegiatan dusun di tempat penulis tinggal masih aktif, misalnya PKK, posyandu, kerja bakti. Kegiatan-kegiatan tersebut berjalan lancar. Kita sebagai warga sebaiknya mengikuti agar kita bisa bersosialisai dengan tetangga. Selain itu tak kalah pentingnya harus ada yang ikhlas menjadi pengurus RT atau RW. Kerja suka rela ini harus dijalani dengan iklhas agar kegaiatan dusun berjalan lancar.

Selain hal-hal di atas baik bersifat pribadi atau kelompok, ada hal yang tak boleh dilupakan yaitu berbaik-baiklah dengan tetangga. Hidup bertetangga itu relatif lama. Kiat harus bisa menyesuaian dengan lingkungan, watak tetangga jangan sampai kita ribut dan membuat permasalahan. Untuk menjalin keharmonisan dengan tetangga bisa dijalin dengan saling menyapa, saling membantu dan saling memberi.

Jika kita mempunyai rejeki berlebih, tetangga terdekatlah yang diutamakan. Bagi penulis tetangga adalah saudara yang dekat. Coba kita bayangkan saat kita susah maupun suka, tetanggalah yang pertama kita mintai tolong. Seperti kita ketahui dalam hadist bahwa siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapapun yang beriman kepada Allah dan hari akhir,hendaklah memuliakan tamunya ( HR Muslim)

Oleh karena itu rejeki kita bisa disisihkan sebagaian untuk tetangga. Dengan memberi rejeki kita akan bertambah.. Mari kita selalu menjaga kerukunan bertetangga agar hidup damai dan sejahtera.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun