Setiap manusia mempunyai hobi yang berbeda-beda sesuai dengan passioanya. Siapa sangka berawal dari hobi, seseorang bisa berprestasi dan bisa jadi pengusaha. Berdasarkan pengalaman anak, ia kini telah menjadi dua usaha yang lumayan menjanjikan. Hal ini bermula dari hobi. Kala masih kuliah, anak saya suka sekali menyaksikan sepakbola. Seperti halnya saudara-saudara dan ayahnya. Semuanya maniak sepakbola. Jika ada kesempatan, mereka berusaha menyaksikan pertamdingan sepakbola di Stadion Citarum, Jati Diri atau di kota lain. Model bonek pun dilakukan demi bisa menonton pertandingan bola.
Sambil kuliah, diam-diam anak saya berbisnis  kecil-kecilan kaos. Berbagai usaha dilakukan agar usaha baru laris manis dengan tidak meninggalkan tugas utama yaitu belajar. Berjalannya waktu usaha tersebut berjalan hingga lulus kuliah. Sebuah distro pun dibuka agar usaha lancar. Tak diduga usahanya berhasil menyedot para maniak sepak bola. Kini bukan hanya kaos melainkan asesoris yeng berkaitan depan nama kesebelasan dijual. Mulai topi, tas, gantungan kunci, dan sleyer yang harganya lumayan mahal. Tak ada yang mengajari, anak saya begitu terampil mengelola usahanya dibantu dua orang pekerja. Usaha dilakukan baik secara langsung maupun secara online.
Usaha tersebut sejenak lesu setelah ada pandemi coviid-19. Namun, tak menyurutkan niatnya untuk mengisi celah lain. Sambil menunggu usaha kaos berjalan lagi, anak saya menjalankan bisnis baru. Ini pun bermula dari hobi. Masih ingat dalam waktu itu anak saya meminta untuk memelihara kucing.Â
Awalnya saya ragu karena berdasarkan pengalaman lalu kala memelihara kucing selalu membuat masalah, misalnya BAB tidak teratur, memakan lauk keluarga dan pernah menumpahkan minyak. Inilah yang awalnya ragu. Namun, si Anak terus membujuk dengan seribu rayuan. Akhirnya saya menyetujui. Bahkan saya pun menyukai kucing yang cantik bentuk bulunya itu. Anak pun senang kala melihat saya mulai menyukai binatang kesayangan Rasulullah itu. Â Tak segan saya pun membelikan makanan khusus kucing yang kami beri nama Shiro dan Zorro.
Berjalannya waktu, anak saya yang badannya tinggi ini mempunyai gagasan untuk membuka usaha pet shop. Gayung bersambut. Keluarga menyetujui. Proses mencari kios pun berjalan lancar. Usaha petshop mulai dibuka di tempat strategis. Lambat laun usaha tersebut berkembang dengan memperkerjakan dua remaja. Alhamdulillah berkat doa dan usaha, Allah memberi kemudahan. Â Orang tua ikut bahagia walaupun usaha tak sesuai dengan jurusan mata kuliah. Bagi saya tak masalah. Pembelajaran dalam kuliah tidak harus sesuai persis dengan jurusan. Ilmu selama kuliah bisa diterapkan dalam berbisnis. Anak saya pun mampu mengelola usaha yang dirintisnya dari hoby.
Kini, usaha petshop akan membuka cabang di lain tempat. Orang tua mendukung walaupun anak tidak harus menjadi pegawai. Justru sekarang bisa mencetak pekerja. Alhamdulillah.
Belajar dari peristiwa tersebut, kita sebagai orang tua bisa mengambil manfaat bahwa memberi kesempatan anak mengembangkan hobi itu tidak usah dilarang. Biarkan anak mempunyai keterampilan lain selain belajar mata pelajaran di sekolah. Arahkan anak mengikuti ekstra kurikuler apa pun. Kembangkan dengan mengarahkan anak jika mempunyai potensi tertentu. Kita bisa menyekolahkan khusus di bidangnya. Misalnya ikut sekolah bola, sekolah musik atau ikutkan kursus yang bermanfaat.
Sukses bisa dari bidang apa saja asal benar-benar ditekuni dengan sungguh-sungguh. Kejujuran, ketekunan, rasa tanggung jawab menjadi modal utama untuk sukses. Tentu saja yang paling utama selalu bersandar pada Allah Sang Penggengam hati. Â
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H