Sayang...
Jangan pernah kau tanyakan
Apakah aku mencintaimu
Jangan pernah kau tanyakan
Apakah aku merindukanmu
Atau
Jangan pernah kau tanyakan
Apakah aku membutuhkanmu
Karena bilur-bilur kesunyian jiwaku
Yang jatuh di pangkuan waktu
Selalu menyebut namamu
Kurangkai puzzle hari dalam penantian yang mungkin takkan berujung
Kau memanggul rindu di sudut malam
Dan ku hembuskan nafas cintaku di terang mentari
Seperti itu kita merajut hari
Melewati kesunyian dalam kamuflase tawa
Menghitung waktu yang merambat pelan
Menunggu.....
Kekasih,
Kau mungkin bertanya
Sanggupkah ku menanti
Dan kukatakan tidaakk
Belati yang terhujam di jantung ini begitu
Perih
Tak kutahu mana yang menyakitkan
Jatuh cinta padamu
Atau
Keperihan akan kerinduanku
Dan
Kau mengatakan
Aku pun mengalami keperihan yang sama
Dalam fatamorgana
Kubersembunyi
Tapi bayangmu
Selalu bisa menemukanku
Seperti magnet
Jiwamu selalu menarikku mendekati
Sumbu rotasi
Dan kuhanya berlari melingkari kerinduanmu
Kuhanya berputar merajut kenangan akanmu
Kuhanya memungut serpih dari jejak kakimu
Takkan pernah ku berpaling dari semburat keindahanmu
Kaulah makna itu
Dalam lembut senyumku
Dan keindahan matamu
Cerita kita terangkai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H