Mohon tunggu...
Risfayanti Muin
Risfayanti Muin Mohon Tunggu... -

bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kekasih, Aku Ingin Pulang

11 Juli 2013   17:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:41 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekasih, aku ingin pulang….

Masihkah pintu rumahMu terbuka untukku

Kuingin mengetuknya

Tapi kutakut

Maka kuhanya berdiri termangu didepannya

Telah jauh perjalanan kutempuh

Owh…aku mesti menceritakannya padaMu

Telah kutenggelam dalam glamour semunya dunia

Yang kulihat dan kupikir hanyalah

Dada dan paha

Ya…bahkan kubuat study tentang itu

Dengan perempuan sebagai medianya

Object yang harus ada dalam hari-hariku

Tak lebih seperti barang

Mereka hilang dan pergi, setelah kucicipi apa yang tersembunyi

Dibalik anatomi yang memikat itu

Kuterlena….

Hingga lupa bahwa perempuan pulalah yang menghadirkanku didunia ini

Hingga lupa bahwa perempuan pulalah yang memberi nilai pada masyarakat

Hingga lupa bahwa perempuanlah yang mempersembahkan para syuhada itu

Hingga kemudian kubosan….

Kembali kuberjalan

Dan mengenal pada indahnya kekayaan

Pada bisnis kotor yang berujung yang namanya duit

Dan parameterku adalah uang

Semua dapat kubeli

Semua dapat kunikmati

Semua dapat kusuguhkan

Karena duit dalam genggaman

Aku lupa bahwa semua bisa lenyap seketika

Aku lupa bahwa teman yang kupunya hanya sementara

Aku lupa bahwa pengikutku yang setia bukan karena diriku

Tapi karena duit

Kekasih kau masih mendengarku?

Aku masih ingin bercerita tentang route perjalanan ini

Kemudian kumenyatakan cinta padamu, kekasih

Tenggelam hanya dalam ritual badan kepadaMu

Kuberikan cap baju ulama dipundakku

Dan kuhujat seluruh manusia yang menempuh jalan

Berseberangan denganku

Atau bahkan kugalang kekuatan atas nama diriMu

Untuk membuat syariat sesuai kemauanku

Takkan ada yang melawan

Karena akulah kebenaran

Takkan ada perbedaan

Karena kutuntut keseragaman

Akulah perwakilanMu dibumi

Perpanjangan tangan yang ku klaim sendiri

Aturanku menjadi pula aturanMu

Kemudian ku lelah….

Kini kutersungkur kekasih

Baju kemunafikan ini ingin kulempar

Wajah kesombongan ini ingin kulepas

Kurindu diriMu….

Kurindu pada hangat kelembutanMu

Kurindu pada kesantunan dan penuh penghormatan kepadaMu

Kurindu lantunan munajat dalam cinta

Ya dalam cinta

Hanya untukMu

Kekasih kuingin pulang

Kekasih kuingin pulang

Kekasih kuingin pulang

Kekasih

Kuingin

Pulang…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun