Dua patung komodo besar menyambut saya di pintu gerbang Pulau Rinca. Sementara matahari bersinar dengan sangat terik, apalagi saya mengunjungi TN Komodo saat musim kemarau. Tanah dan daun-daun yang kering membuat udara semakin panas.
 Saya mengikuti tur sehari mengelilingi TN Komodo, yang mengunjungi beberapa spot wisata yang dimulai sekitar jam setengah 6 pagi. Pulau Rinca merupakan spot ketiga yang kami kunjungi.
Saat itu bulan Agustus, merupakan musim kawin bagi komodo. Tidak banyak komodo yang terlihat, hanya ada beberapa ekor yang bermalas-malasan di sekitar bangunan penginapan di Pulau Rinca. Di Pulau Rinca terdapat 3 rute trekking: jarak pendek, medium dan panjang. Kami menyusuri rute trekking medium, yang kata bapak ranger tidak sampai 45 menit perjalanan.Â
Jangan takut nyasar, karena trekking di Pulau Rinca pasti didampingi oleh ranger yang berpengalaman. Ranger selalu membawa tongkat bercabang sebagai senjata kalau tiba-tiba ada komodo yang menyerang. Anggota rombongan kami berjumlah 11 orang, sebagian besar merupakan turis asing, dipandu oleh 2 ranger.
Pemandangan di rute medium lebih banyak didominasi hutan yang mengering. Di sepanjang rute, kami tidak menjumpai komodo, hanya terlihat sarang tempat komodo menyembunyikan telurnya, serta hewan-hewan yang menjadi makanan komodo.Â
Yang perlu diperhatikan ketika trekking, adalah jangan sampai menginjak "ranjau" kotoran kerbau, karena warnanya menyerupai daun-daun kering.
Jarak trekking rute medium tidak terlalu jauh, namun karena udara panas, membuat langkah kaki menjadi berat. Apalagi saya harus mengikuti ritme langkah turis asing yang langkahnya lebih panjang.
Perjalanan hari itu kami akhiri di Pulau Kenawa. Satu lagi pulau yang bagusnya "kebangetan". Mungkin pemandangan di TN Komodo ini semua "kebangetan" bagusnya.Â
Di Pulau Kenawa, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan pantai dari atas bukit. Namun karena saya sudah kecapekan, saya tidak naik ke atas bukit.