Akhirnya setelah 20 tahun perjalanan musiknya, Coldplay mengeluarkan film dokumenter, dengan judul sesuai album terakhirnya yaitu A Head Full Of Dream (AHFOD). Namanya juga film dokumenter, jadi tidak ada alur cerita seperti film biasa. Film ini berisi potongan-potongan video yang dibuat oleh sang sutradara Mat Whitecross sejak mereka masih kuliah di London, bahkan ketika band Coldplay belum terbentuk.Â
Mat sendiri juga sudah menjadi sahabat personil Coldplay sejak awal masuk kuliah dan bersama-sama membangun mimpi. Mat memang bercita-cita menjadi pembuat film (film maker), sehingga ketika kuliah sudah menggunakan video recorder milik ayahnya untuk merekam berbagai kegiatan kampus, meskipun hanya bermodalkan 5 kaset.
Coldplay termasuk salah satu band yang awet karena selama 20 tahun belum pernah bongkar pasang personil, bahkan kru-kru di belakang layar juga masih ada yang bertahan selama 20 tahun. Selain personil inti yang terdiri dari Chris Martin, Jonny Buckland, Guy Berryman dan Will Champion, Coldplay juga memiliki personil di belakang layar yang juga menentukan keberhasilan band ini, yaitu Phil Harvey yang merupakan manajer Coldplay pada awal terbentuknya band.
Di film ini, penonton tidak akan menemui konflik-konflik yang dramatis maupun kisah-kisah pribadi personil Coldplay. Film ini murni berisi perjalanan musik Coldplay dari awalnya hanya band kampus menjadi band yang memiliki jutaan fans, bahkan konser live Coldplay tiketnya selalu sold out. Penonton akan melihat evolusi musik Coldplay.Â
Di awal kemunculannya musik Coldplay lebih banyak bernuansa akustik. Sedangkan di album terakhir, musiknya lebih dinamis, apalagi ketika berkolaborasi dengan Beyonce (Adventure of A Lifetime) dan The Chainsmoker (Something Just Like This). Terlihat bahwa Coldplay mampu beradaptasi dengan keinginan pasar tanpa meninggalkan ciri khasnya.
Namun bukan berarti selama perjalanan mereka tidak menghadapi konflik. Namun dengan adanya "ikatan batin" yang kuat, setiap personil berusaha untuk mengesampingkan ego masing-masing.
Salah satu inspirasi yang bisa diambil dari film ini adalah "jangan takut untuk bermimpi". Ketika pada tahun 1998 Chris Martin menyatakan  Coldplay akan menjadi salah satu band besar di tahun 2002, mungkin saat itu terdengar seperti hanya "omong besar". Namun kata-kata yang diimbangi dengan kerja keras dan ketekunan, pastilah akan menjadi kenyataan. Memiliki bakat saja tidak cukup untuk mencapai kesuksesan.
Pada tahun 2002, 4 tahun sejak terbentuk, Coldplay sudah memiliki 2 album, Parachutes dan A Rush of Blood To The Head serta beberapa single. Kedua album tersebut mencapai kesuksesan dari sisi penjualan dan lagu-lagunya menjadi hit di seluruh dunia.
Saat ini mungkin bukanlah klimaks dari kesuksesan Coldplay. Film AHFOD menunjukkan bahwa Coldplay masih memiliki mimpi-mimpi lain yang akan diwujudkan di tahun-tahun mendatang. Mungkin 20 tahun ke depan akan ada film dokumenter Coldplay Part 2.