Judulnya Friendship, sebuah film tentang persahabatan. Ini adalah film kedua Thailand yang bikin saya nyaris mewek setelah melihatnya. Ceritanya sederhana tentang persahabatan delapan remaja siswa SMA di akhir masa sekolahnya. Di dalamnya terdapat cerita lucu kekonyolan tingkah remaja, serunya kisah kasih di sekolah sampai kesedihan ketika ada salah satu dari mereka yang meninggal akibat dikeroyok segerombolan preman. Semuanya terkemas apik dengan background tahun 80an.
Saya jadi teringat teman-teman sekolah dan sahabat-sahabat yang telah lama tak berjumpa. Bagaimana ya kabar mereka sekarang? Saya harap mereka baik-baik saja. Kesibukan dan kehidupan setelah dewasa telah memisahkan tapi saya berharap persahabatan itu akan abadi selamanya.
Sejatinya manusia tercipta sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Bagaimana keadaan kita sekarang dan bagaimana kehidupan selanjutnya akan berlansung maka dibalik itu semua dibutuhkan ratusan bahkan jutaan orang yang saling terkait untuk mendukung. Kita butuh pedagang untuk membeli makanan, pedagang butuh petani untuk bercocok tanam, petani juga perlu pupuk kandang dari peternak untuk menyuburkan tanaman dan seterusnya. Ini adalah rantai saling membutuhkan yang tidak akan pernah putus.
Ada ungkapan bahwa mencari seorang sahabat lebih sulit daripada mencari seribu musuh. Saya sangat setuju dengan ungkapan ini. Menemukan orang yang tulus dan mau berbagi suka maupun duka bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan hati yang tulus juga untuk menemukan mereka. Berikut ciri-ciri sahabat yang baik menurut pemahaman saya. Sahabat yang baik itu:
1.Setia
Kesetiaan muthlak hukumnya dalam persahabatan. Tanpa hal ini persahabatan yang langgeng tidak akan terjadi. Seseorang disebut sahabat jika mampu mendampingi di saat senang atau susah. Dalam kenyataannya kita memang tak harus selalu kumpul bersama untuk menunjukkan kesetiaan. Namun secara psikologis ini perlu dijaga.
2.Tak mengenal untung dan rugi
Persahabatan itu tidak sama dengan perdagangan di mana terdapat untung dan rugi. Dalam kehidupan nyata sering dijumpai orang-orang mengatasnamakan persahabatan hanya untukmeraup keuntungan pribadi. Biasanya orang seperti ini akan datang jika ada suka cita dan pergi entah ke mana saat duka. Menurut mereka persahabatan ada ketika bisnis bisa menguntungkan, butuh support untuk naik jabatan, butuh pendukung saat kampanye dan masih banyak modus terselubung lainnya.
3.Selalu memberikan yang terbaik
Ini bukan tentang materi di mana jika mau disebut sahabat yang baik maka harus memberikan mobil, rumah atau barang mewah lainnya. Ini tentang jalan kehidupan terbaik buat si sahabat. Sebagai sahabat yang baik tentunya kita tak mau melihat sahabat terjerumus ke dalam maksiat dan sesat. Di sinilah peran kita untuk memberitahu mana yang baik dan buruk. Sahabat yang baik tak harus selalu seiya sekata.
Sahabat adalah harta yang tak ternilai harganya untuk itu perlu dijaga dan dibina agar tetap awet. Ada banyak cara yang bisa kita lakukan, misalnya:
1.Buat acara kumpul bersama
Acara yang dimaksud bisa berbentuk reuni, jalan-jalan bareng atau saling berkunjung ke rumah satu sama lain. Frekuensi bukanlah hal yang penting namun bagaimana menghargai waktu dan memanfaatkannya untuk kebersamaan adalah inti dari silaturahmi tersebut.
2.Bikin group atau forum di dunia maya
Teknologi sudah canggih jadi tak ada alasan lagi untuk tidak bisa berkumpul. Tak berjumpa di dunia nyata maka perjumpaan di dunia maya kiranya dapat menjadi salah satu solusinya. Terlebih dengan semakin banyaknya jejaring sosial, membuat group atau forum bukanlah hal yang susah. Share hal-hal seperti foto kenangan lucu atau informasi terkini semisal undangan pernikahan untuk dibahas dengan yang lain.
Kesibukan dunia kadang membuat kita lupa bahwa ada persahabatan yang harus kita jaga dan bina. Coba tanyakan pada diri sendiri apakah kita masih ingat kapan terakhir kali bertemu dengan sahabat, bagaimana tampang mereka, apa pekerjaan mereka sekarang, di mana mereka tinggal, apakah foto mereka masih tersimpan atau terpajang di salah satu sudut rumah?
Jika mulai banyak yang kita lupakan maka ada baiknya diperbaiki dari sekarang sebelum semuanya menguap dan lenyap dari ingatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H