Mohon tunggu...
Yansi Larbona
Yansi Larbona Mohon Tunggu... Guru - Counselor

Love book, research, study

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dari Kami yang Mengasihimu

15 Juni 2023   21:00 Diperbarui: 15 Juni 2023   21:01 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puluhan tahun lalu, lelaki itu selalu duduk di bangku nya, di sudut ruangan dengan penuh ketenangan dan menghabiskan hari nya untuk berfikir. Dalam lamun nya, suara anak-anak kecil yang berlarian dan tertawa membangunkan dan menyadarkannya bahwa ada malaikat malaikat kecil di rumah ini, bersama mereka muncul seorang perempuan dengan penuh kehangatan dan kelembutan dari sudut yang lain. Perempuan yang menemani waktu yang Panjang, teman cerita terbaik yang menjadi hadiah dari Tuhan untuknya, yang menemani perjuangan tiada henti, melewati badai yang begitu besar, yang menutup rapat rahasia-rahasia besar yang dibicarakan di malam yang dingin, yang pelukannya begitu hangat dan lembut.

Ingatkah kamu saat badan kecilmu jatuh, dia cepat-cepat berlari untuk mengangkat mu dan mendekapmu dalam pelukannya yang seolah mengatakan, semua akan baik-baik saja. Ada bapa disini.  Ingatkah kamu saat setiap tegurannya begitu menyakitkan, namun dengan bekal itu kini kamu mampu mengahadapi dunia yang keras ini. Ingatkah kamu saat situasi terasa begitu sulit, sosok nya adalah sosok yang sangat ingin kamu cari. Ingatkah saat hari pertama kamu melangkah jauh dari rumah, melangkah ketempat yang baru, dan dia pun ada disitu untuk memastikan semua akan baik-baik saja.

Berpuluh puluh tahun kemudian, manusia manusia kecil muncul lagi. Namun kali ini kau sudah tidak sekuat dulu. Manusia-manusia kecil itu berlari kesana kemari, lalu engkau angkat , engkau gendong, engkau sayang, engkau bisikan mimpi-mimpi besar, engkau titipkan cerita-cerita indah agar kami tak lupa siapa kami dan lagi lagi memastikan semua akan baik baik saja. Manusia-manusia kecil itu terus datang, membawa tawa dan canda di rumah yang mulai sepi ini.

Perjalanan yang panjang untuk mengusahakan kehidupan ini, memperjuangkan begitu banyak manusia lain dan memastikan semua baik-baik saja. Pasti lega rasanya mengetahui bahwa perjalan di dunia yang fana ini, kini telah selesai, ladangan yang diusahakan kini mulai menghasilkan, tuaian-tuaian baik pun mulai terlihat. Semua kami bangga bisa mengaliri darah dari lelaki yang begitu tenang dan bijaksana, lelaki yang menunjukan kasih nya dalam diam namun terasa begitu nyata.

Trimakasih untuk mau berjuang dengan tiada Lelah, trimakasih untuk mau mengasihi kami dengan cara yang begitu indah, trimakasih untuk waktu waktu berharga yang boleh kami nikamti bersama mu. Meskipun engkau telah pergi, semua kenangan tak akan hilang dari hati kami. Bukankah perpisahan ini hanya sementara? Setelah ini kita akan berjumpa Kembali dalam kemuliaan.

Selamat jalan untuk teman hidup terbaik, bapa yang luar, opa tercinta,  kakak terkasih, untuk sahabat yang melebihi saudara.

Romean, 12 Juni 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun