Mohon tunggu...
Yansean Sianturi
Yansean Sianturi Mohon Tunggu... Lainnya - learn to share with others

be joyfull in hope

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menguji Peluang Capres dari Gubernur

20 Agustus 2022   19:57 Diperbarui: 20 Agustus 2022   21:29 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto : media-origin.kompas.tv

Maraknya deklarasi para relawan sebagai bentuk dukungan terhadap calon dari kepala daerah yang menjabat saat ini, layak untuk diapresiasi. Bentuk dukungan dan deklarasi para relawan ini bahkan menjalar hingga berbagai daerah dan diliput oleh media. Para relawan sepertinya ingin mengulang kisah sukses, ketika berhasil menjadikan Jokowi sebagai Presiden RI. Apakah cerita ini akan terulang kembali pada tahun 2024?

Menariknya, organisasi relawan yang beragam pada tahun 2014 tidak terpecah dan hanya mendukung satu calon yaitu, Jokowi. Berbeda dengan sebelumnya, saat ini relawan mendukung capres yang tidak sama. Ada relawan Anis, relawan Ridwan Kamil dan relawan Ganjar.

Tantangan para relawan saat ini tidaklah mudah, apabila dibandingkan ketika mendeklarasikan Jokowi pertama kali sebagai capres. Dulu ketika mencalonkan Jokowi, rakyat belum punya ukuran pembanding. Namun saat ini, rakyat tentunya berharap bahwa calon yang akan diusulkan oleh para relawan minimal setara atau bahkan lebih baik dari Jokowi ketika menjabat sebagai Gubernur DKI.

Momen tahun 2014, ketika Jokowi diusulkan oleh relawan, beliau telah memiliki elektabilitas yang tinggi di berbagai survey capres. Salah satu faktor ini lah yang mendorong parpol PDIP, Nasdem, PKB dan Hanura segera merespon dan mengusungnya. Selain penilaian atas kinerjanya yaitu melakukan perubahan di kota Solo dan DKI Jakarta. Blusukan yang dilakukan oleh Jokowi, perilaku politik dan kesederhanaannya telah menjadi atmosfir kepemimpinan nasional dan "media darling", pada saat itu.   Jokowi muncul sebagai pemimpin dari daerah sebagai antitesa untuk melawan pola kepemimpinan yang selalu lahir  dari pusat.

Kendala yang dihadapi oleh kepala daerah yang ingin maju ke kancah politik nasional adalah solusi mengatasi kesehatan, pengangguran dan kemiskinan yang meningkat dampak dari pandemi covid 19. Apakah para calon kepala daerah yang ingin diusung telah memiliki agenda dan program untuk mengatasi tantangan tersebut. Lalu, bagaimana kinerja kepala daerah yang akan diusung ini dalam mengatasi persoalan yang telah ada tersebut, selama memimpin di wilayahnya?

Peluang kepala daerah untuk maju pada tahun 2024 semakin sulit, karena sangat tergantung pada parpol yang akan mencalonkannya. Sulit, karena para ketum parpol juga ingin mencalonkan dirinya. Para relawan tidak bisa hanya mengusulkan para calon dari kepala daerah untuk diusung oleh parpol pada tahun 2024. Organisasi relawan yang ada juga harus bisa membuktikan kinerja kepala daerah tersebut lebih baik dari kinerja para ketum parpol yang saat ini sedang menjabat.

Kemungkinan kepala daerah untuk maju pada tahun 2024, masih ada. Peluang tersebut, dapat terjadi jika partai Nasdem, Demokrat dan PKS sepakat untuk berkoalisi.  Kemungkinan lainnya adalah sebagai wapres pendamping capres dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Dengan catatan ada kesepakatan antara PAN dan PPP untuk mengusung calon dari Gubernur. Kemungkinan terakhir adalah diusung oleh PDIP. Sekali lagi, peluang capres dari kepala daerah tetap bergantung pada persetujuan dari parpol atau gabungan parpol.

Akhir kata, apakah para ketum parpol mau dan rela memberikan tiket tersebut pada calon dari kepala daerah (Gubernur)? Mari sama-sama kita tunggu hasilnya.

Salam Demokrasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun