Dari sekian banyak pembacaan Alkitab yang kita dengar, apakah pernah terkesan bagi kita soal humor?
Apakah para penulis Alkitab juga adalah penulis komika?
Apakah Alkitab itu memiliki humor? Jawaban yang menurut saya populer adalah tidak. Rasanya Alkitab terlalu serius untuk menjadi bahan humor. Para penulis Alkitab yang mendapat ilham Ilahi, rasanya terlalu serius untuk menulis tentang humor.
Tapi ini justru yang perlu dipertimbangkan kembali.
Menurut Yehuda T. Radday, seorang peneliti Kajian Yudaisme dari Israel, Alkitab menggunakan humor sebagai alat untuk menggambarkan ironi dan peristiwa aneh. Salah satu contoh yang disebutkan olehnya betapa lucunya para penyihir yang menjadi anak buah dari Firaun ketika memperbudak bangsa Israel.
Ketika Tuhan mendatangkan tulah air sungai Nil menjadi darah, alih-alih mengubah darah dari sungai Nil itu untuk menjadi air kembali, para penyihir itu malah membuat air yang lain menjadi darah. Sehingga mereka bukannya membuat keadaan menjadi lebih baik, mereka malah memperburuk keadaan.
Ketika Tuhan mendatangkan tulah katak yang menutupi tanah Mesir, para penyihir itu bukannya mempraktekkan sihir untuk menghilangkan semua katak itu. Mereka malah mempraktekkan sihir untuk memperbanyak katak yang ada.
Saya kira masih banyak contoh lain humor dalam Alkitab, tapi ini bisa menjadi pancingan awal seperti apa kiranya persoalan ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H