Anda pernah mendengar nama Farhat Abbas? Besar kemungkinan jawabannya adalah “YA”. Dalam kapasitasnya sebagai apa? Apakah sebagai seorang Lawyer? Apakah sebagai calon Presiden R.I.? Apakah karena ia merupakan suami dari artis terkenal tempo doeloe? Atau mungkin karena pernah dianggap sebagai “terdakwa” dan diseret ke salah satu televisi swasta dalam kasus yang dianggap sebagai penghinaan terhadap Wagub DKI? Hal itu tidak lagi menjadi penting, karena dari manapun nama Farhat Abbas berasal, yang jelas kini nama itu telah hinggap di kepala anda, entah dalam sosok yang berwarna hitam, atau putih, bahkan mungkin abu-abu.
Dunia digital telah merubah dunia, termasuk Indonesia tentunya. Menurut survey APJII, pengguna internet Indonesia di tahun 2013 ini diperkirakan sudah mencapai jumlah 82 juta, dan sebagian besar justru disinyalir merupakan pengguna aktif di berbagai jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter. Dengan angka yang luar biasa ini, maka dunia digital, khususnya jejaring sosial, merupakan salah satu senjata ampuh untuk menjadi cepat dikenal di negeri ini. Soal bahwa itu melalui cara yang baik, atau cara yang buruk, kita singkirkan terlebih dahulu. Konon katanya, entah hal baik atau hal buruk, selama menghasilkan popularitas, dapat dianggap suatu hal yang “baik-baik” saja. Kata orang politik, siapa tahu popularitas ini suatu saat akan berubah menjadi elektabilitas.
Banyak orang beranggapan bahwa Farhat Abbas adalah bodoh, dan melakukan “bunuh diri karakter” melalui kicauannya di media Twitter, yang nyaris selalu berseberangan dengan norma banyak orang. Apakah benar demikian? Rasanya tidak sesederhana itu! Farhat Abbas bahkan layak untuk dinobatkan sebagai seorang pakar di bidang Digital Marketing, karena apapun yang dikicaukannya di media Twitter, selalu berhasil menaikkan jumlah Followernya, dan ini merupakan satu hal penting di dunia digital. Jumlah Follower akan sebanding dengan tingkat “Authority” yang dimiliki oleh pemilik akun dimaksud.
Jika kita mencermati Timeline dari Twitter dari Farhat Abbas, maka tampak bahwa ia benar-benar “bermain” dengan “dingin”, seperti jargon suatu iklan rokok “kutahu yang kumau”. Kenapa? Begitu banyak umpatan yang dialamatkan kepadanya, tetapi ia tidak bergeming sama sekali, dan bahkan ia tidak melakukan “block” kepada para pengumpat tersebut. Luar biasa!
Beberapa orang di TwitterLand (negara Twitter) bahkan secara khusus hanya mem-Follow Farhat Abbas seorang. Apakah mereka pendukung Farhat Abbas? Ternyata bukan! Mereka menganggap bahwa kicauan Farhat Abbas di Twitter sangat “menghibur”, jauh lebih menghibur daripada Srimulat di jaman dulu. Ini adalah fenomena Hipnotis yang luar biasa. Farhat Abbas layak dijuluki Ahli Gendam di Dunia Digital yang benar-benar menguasaipsikologi pikiran bawah sadar manusia.
Simak saja salah satu kicauan seseorang, beberapa jam sebelum artikel ini dibuat :
Babu Serabutan @k_larashanti
Sore saya hari ini begitu berwarna,Farhat Abas begitu menghibur, maka dg ini saya memfollow @farhatabbaslaw , I lap u ! Keren!
***
Dunia Digital memungkinkan berbagai hal terjadi, hitam dapat berubah menjadi putih, dan sebaliknya. Pernahkah anda mendengar kisah sukses KasKus? Yang berhasil dilego dalam jumlah yang sangat spektakuler? Siapakah KasKus di masa silam? Tidak lebih dari suatu forum yang memanfaatkan “dunia laki-laki” alias dunia “kasak-kusuk”, dan tentu menghasilkan popularitas yang sangat luar biasa, karena memanfaatkan salah satu naluri dasar manusia. Jelang peluncuran Undang-Undang ITE, KasKus dengan cerdas merubah citra, dan meminjam istilah orang politik, maka naiklah elektabilitas dari KasKus.
***
Jika Farhat Abbas tetap konsisten mempertahankan strategi ini, maka bukan hal yang tidak mungkin jika suatu hari jumlah Followernya mungkin dapat melampaui jumlah Follower dari Agnes Monica. Dan jika saat itu terjadi, maka jangan kaget jika Farhat Abbas akan menjadi berbeda 180 derajat dibanding dengan hari ini, mungkin sambil ia mengatakan “Yessss”!
Percayalah, bahwa Farhat Abbas sesungguhnya adalah seorang Pakar di Bidang Digital Marketing!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H