Mohon tunggu...
Yannuar Permana
Yannuar Permana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa Semester Akut, Bukan Penulis. Tiada kata terlambat untuk berkarya, terlebih sesuai dengan passion kita.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Catatan Mimpi #4 : Conscious

13 April 2015   11:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:10 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Cerita Sebelumnya ---> Catatan Mimpi #3

Ditengah pengejaranku akan para bedebah yang tak tahu belas kasih itu, entah kenapa pikiranku yang kacau sekilas teringat akan sosok Rini saat pertama kali aku bertemu di rumahnya. Dengan iringan senandung gending jawa dan secarik selendang batik yang ia kalungkan di pundaknya sembari kedua tangannya mengayunkan selendang itu penuh lemah gemulai berirama dengan nada gending yang syahdu mendayu.

Menawan, anggun, begitu sulit mata untuk tak menatapnya. Seakan tersihir untuk beberapa saat. Bukan karena parasnya, senyum kecilnya dan tutur lembut nan santunnya ketika berbicara begitu membuatku riyuh tak berdaya pada waktu itu. Setelah ku tahu bahwa ia anak dari Bu Sri, ibu kos yang akan ku tempati pada waktu itu.

“Kenalin nak, ini anak Ibu satu-satunya!” ucap Bu Sri.

“Nama saya Rini…”

“E..enca” jawabku sedikit gugup.

“Junaidi, panggil aja Jun!” dengan PD nya Juned memperkenalkan nama panggilannya.

“Mereka ini yang akan ngekos di kamar atas, nduk.”

“…..” angguk Rini tanpa berkata sesuatu apapun

“Kamu nggak perlu takut, nduk. Ibu sudah tanya-tanya ke mas-mas berdua ini. Mereka anak baik-baik kok. Dengan adanya mereka Ibu justru seneng karena ada laki-laki yang nemenin kita tinggal di rumah, jadi kalau ada apa-apa kita bisa minta bantuan mereka.”

Begitulah yang teringat olehku ketika awal bertemu dengan Rini, dan seperti itulah harapan Bu Sri dengan adanya kami tinggal di rumahnya. Tapi sekarang justru keadaannya seperti ini. Aku dan Juned yang seharusnya melindungi mereka malah tak bisa berbuat apa-apa. Sudah tak dapat kubendung lagi, dan kubiarkan jatuh membanjiri pipiku. Air mata dan keringat bercampur. Namun kaki tetap berlari, lari, lari dan lari dengan tangan mengepal sekuat tenaga yang tersisa untuk menghajar puas kedua maling busuk itu. Pikiranku yang bercampur aduk pun membutakan mata untuk melihat sekitar, hanya terpaku pada mereka yang sedang mencoba melarikan diri, dan ………..

“Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinn……….” Suara klakson mobil bercampur rem terdengar keras.

“Nak.. nak, nak.. bangun” terdengar suara yang mencoba untuk membangunkan ku. Seoramg laki-laki.

“Ca..ca..ca..bangun oooii!!!”

“Ha… mati aku.. mati… Rini.. gimana Rini? Gimana dia? Mana maling sialan itu, mana???”

“OOOEEEEEE…. Sadar, Ca.. sadar!!!” tampar pelan tangan si Juned ke pipiku disertai muncratan zat cair dari mulutnya.

“Kamu ngimpi apa sih, Ca? Dari tadi ku lihat kamu tidur kayak gak nyaman trus teriak-teriak kampret-kampret segala.”

“Hehhh… Huhh…” hela nafasku yang senin – kamis seperti habis berlari sprin 100 meter.

“Oke.. kamu tenang dulu. Nih minum!” sodor segelas air putih oleh Juned.

“Gleg..gleg..gleg..aaahh.. Makasih, Ned”

“Udah tenang? Oke.. sekarang cerita tadi ngimpi apaan. Dikejar anjing ya? Hahaha”

“Bukan, Ned. Aku tadi mimpi ditabrak…” belum selesai bercerita Juned menyela.

“Ditabrak cewek yaa? Gitu aja sampek ngos-ngosan, pake bilang kampret-kampret pula. hahaha..”

“Bukaaan… Ini serius. Tadi aku mimpi buruk”

“Hehehe.. iyaya.. Mimpi apaan?”

“Tadi aku mimpi Rini ditikam sama maling yang mau ambil motornya. Terus aku kejar tu maling dengan lari. Tapi tau-tau aku ditabrak mobil dan nggak sadar. Terus ada suara yang manggil-manggil buat ngebangunin, ku pikir siapa.. eeh taunya suaramu”

“Hemmm… Lumayan ngeri juga mimpimu, Ca.“

“Bukan cuma ngeri, Ned.. tapi juga aneh. Dan nggak Cuma barusan aja aku mimpi aneh. Tadi siang waktu aku di kelas aku mimpi aneh banget. Yang ada di kelas beratapkan luar angkasa lah.. yang jadi Mario Teguh Golden Ways lah.. Pokoknya aneh pake banget.”

“Udeh…udeh jangan alay. Menurut analisa saya, anda ini sedang mengalami yang kondisi yang namanya Jogalimia.” ke-sok tau-an Juned akhirnya keluar.

“Apaan tuh Jo.jo...jogamia ?” tanya ku penasaran.

Jogalimia.. itu Jomblo Galau Mimpi Aneh..hahahahahahahahaha”

“Kampreettt, Ned. Kamu tuh yang harusnya ku teriakan gitu dari tadi di mimpi. Bukan malingnya. Hahahahha….” suasana kembali cair setelah candaan dari Sohib ku Si Juned Sotoy itu.

Setelah beberapa saat aku pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Sebelum sampai kamar mandi ku tengok ke lantai bawah dan yupp.. Si gadis yang pandai menari sedang beraksi. Meski sudah cukup malam yaitu jam 9, Rini berdendang bersama sehelai selendang batiknya tapi kali ini tak terdengar suara gending jawa. Ia mungkin mendengarkan iringan gendingnya lewat earphone kecil yang ia selipkan di kedua telinga mungilnya.

Aaaah… leganya setelah melihat Rini masih menari seperti biasanya, tak seperti yang terjadi pada mimpiku tadi. And once again… It just dream…. A weird dream!

Sehabis Sholat Isya’ perasaan dan pikiran menjadi benar-benar kembali tenang. Seperti tidak terjadi apa-apa. Meskipun hanya mimpi tapi hal-hal aneh itu sempat membuat raga ini seperti tak berdaya. Sejenak aku berpikir, kenapa aku tak mencari tahu saja tentang mimpi-mimpi aneh ini lewat internet? Yupp.. dan kuputuskan untuk mencari tahunya.

“Mimpi aneh” ku ketikkan kata kunci itu ke mbah google tapi tak ada suatu link yang menunjukkan tentang apa yang ku cari.

“Masuk ke dalam mimpi aneh” hasilnya tetap saja masih belum sesuai yang ku harapkan.

“Kok nggak ada ya.. susah banget nyarinya” keluhku dengan menggaruk-garuk kepala yang bergaya rambut seperti Pasha Ungu.

“Cari apaan, Bro?”

“Ini, Ned. Cari tentang mimpi – mimpi aneh yang ku alamin. Siapa tau ada penjelasan di Internet”

“Ohh… coba kamu buka google, terus setelah kamu ngetik keyword kamu tambahin tulisan site titik dua nama situs atau forum-forum gitu.

“Oke.. ku coba. Thanks,Bro!”

“Masuk ke dalam mimpi aneh site:kas***.co.id” dan muncul link paling atas yang ada kata-kata “Pengen kuasai mimpi?Masuk Sini..!! yang mengarah ke salahsatu website favorit Juned itu.

Disitu dijelaskan bahwa mimpi itu bisa dikendalikan. Sempat aku bertanya-tanya, bagaimana bisa mimpi dikendalikan? Tapi ada hal lain pula yang membuatku tertarik, yang intinya jika seorang yang bermimpi itu sadar bahwa dia sedang bermimpi, ada peluang dia bisa mengendalikan mimpinya tersebut. Ehmm… menarik juga. Setelah kuingat-ingat pada saat aku tertidur di dalam kelas, aku sempat bermimpi dengan latar yang berganti sebanyak 2 kali. Dan aku sadar itu semua hanya mimpi. Semakin kubaca ke bawah, artikel ini semakin menarik. Meski pada malam tadi aku benar-benar larut akan mimpiku dan tak sadar bahwa aku hanya mimpi, tapi hal itu tak menghalangiku untuk terus melanjutkan membaca. Hingga pada suatu bagian menunjukkan bahwa gejala seperti ini itu bisa terjadi dan bisa dilatih, Bukan suatu kelainan psikologis. Nahh… ada keyword yang membuatku tertarik. Yupp.. Psikologis. Sebagai mahasiswa Psikologi, hal itu pasti menarik dan bisa menambah ilmu baru.

Dapat mengendalikan atau mengontrol mimpi diri sendiri, sadar bahwa sedang berada di dalam mimpi, bisa berbuat apa saja di dalam dunia mimpi. Kata-kata itu yang membuatku terhipnotis untuk terus menelusuri apa yang sebenarnya kualami melalui artikel yang sumpah, membuat kebiasaan tidurku yang tak lebih dari jam 10 malam sekarang menjadi mundur jam 12 malam.

Lucid Dream…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun