Mohon tunggu...
Yani Nuraeni
Yani Nuraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Saya Yani Nuraeni merupakan mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta. Hal yang saya sukai adalah membuat konten di media sosial.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kecintaannya Terhadap Alam, Menghantarkan Endin Khermawan Menjadi Sosok Pemuda Yang Inspiratif

29 Agustus 2022   19:34 Diperbarui: 29 Agustus 2022   20:08 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Alm. Endin Khermawan

Kisah seorang pemuda yang begitu cinta pada alam yang ada di negeri ini, seorang pejuang lingkungan dan relawan kemanusiaan. Pemuda itu bernama Endin Khermawan yang merupakan sosok pemuda yang usianya terbilang masih muda, dia sangat dahaga akan pengalaman dan ilmu pengetahuan, penyabar, dengan kecintaannya pada alam, dia begitu memiliki semangat yang luar biasa, dia merupakan sosok pejuang lingkungan dan relawan kemanusiaan, rona wajah nya selalu ceria jarang menampakkan kelelahan, dia pemuda yang rajin ibadah. Pemuda ini bukan lulusan Sarjana, melainkan lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Namun, latar belakang pendidikan seseorang itu tidak menentukan seseorang kedepannya. Dalam perjalanan hidupnya pemuda ini, meskipun latar belakang pendidikan nya bukan lulusan Sarjana, namun dengan semangat yang dimiliki nya, dia mengikuti Sekolah Pertanian di kota Cipanas dengan teman-teman dari berbagai latar belakang asal yang berbeda. Selama menjalankan Sekolah Pertanian nya, dia merupakan pemuda yang aktif dan hasil dari sekolah selama 4 bulan menghasilkan penghargaan yang tidak di sangka-sangka, dia berhasil mendapatkan penghargaan dengan hasil terbaik juara pertama. Pulang pun bukan hanya membawa badan saja, namun membawa hasil baik dari Sekolah Pertanian yang dia tempuh.

Setelah usai menempuh pendidikan di sekolah pertanian, ilmu yang dia dapatkan dia amalkan di lingkungan sekitarnya. Hasil pertanian yang dilakukan nya, membuahkan hasil yang bagus, dan memuaskan, seperti tanaman padi, jagung, bayam, kangkung, timun, ubi, cabai rawit, tomat, terong, jahe, buncis, kacang panjang, kacang tanah, pohon pisang. Tidak hanya itu, karena senang dalam bidang pertanian, di depan rumah dia dan kakak nya pun dia hiasi dengan tanaman-tanaman yang bagus dan subur.

Kecintaan dia terhadap alam, sudah banyak tempat yang dia kunjungi, seperti gunung dan sungai, dia pemuda yang ulet dalam memperjuangkan Gunung Sawal dari kerusakan lingkungan. Mengikuti berbagai perjalanan seperti pemantauan lingkungan dari ujung kulon (Banten) hingga Cipamali Brebes (Jawa Tengah), dimana itu merupakan perjalanan pertamanya pada kegiatan rutin tahunan penelusuran Pegunungan Kendeng pada tahun 2014. Tahun 2015 menembus Gunung Halimun, Banten untuk memantau kondisi lingkungan dan silaturahmi dengan masyarakat adat kasepuhan Cibedug, perjalanan pun ditempuh hingga Baduy. Tahun 2016 menelusuri Pulau Jawa bagian Barat dari Baduy hingga Ujung Kulon. Gunung lain yang di kunjungi juga yaitu Gunung Ciremai yang merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, Gunung Ciremai ini berada di dua wilayah yaitu Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, lalu Gunung Sawal yang berada di Ciamis, Jawa Barat, dan masih banyak lagi Gunung-Gunung yang di kunjungi oleh dia dan rekan-rekannya. Mengunjungi gunung-gunung itu tujuannya bukan untuk bermain, melainkan untuk melihat keadaan gunung tersebut. Banyak sekali gunung-gunung yang keadaanya sangat memprihatinkan, banyak yang gundul, tujuan dari kunjungan itu untuk melakukan penghijauan kembali gunung-gunung yang gundul.

Begitu pun dengan sungai, seperti Sungai Citanduy yang merupakan sungai di Pulau Jawa, yang berhulu di Jawa Barat dan bermuara di Jawa Tengah. Waduk Jatigede yang berada di  Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dan masih banyak juga sungai yang di kunjungi nya. Bukan bermain tujuan utama dari kunjungan, melainkan untuk membersihkan sampah-sampah yang ada di sungai tersebut, guna mencegah terjadinya banjir. Dengan berbagai rintangan yang dihadapi dalam perjalanan, seperti hujan, jalan yang licin, perjalanan yang membutuhkan waktu yang cukup panjang, semangat pemuda ini tak pernah surut, semangatnya selalu membara, setiap melakukan apapun itu tanpa pamrih, melainkan bukti cinta nya pada alam yang ada di negeri ini. Tidak hanya di gunung menanam pohon, namun di lingkungan sekitar pun dia melakukan hal yang sama, bahkan menanam pohon di pemakaman.

Setelah sekian banyak jasa yang telah dilakukannya, pemuda ini divonis menderita penyakit Diabetes, dan menderita penyakit ini sudah cukup lama dan Sang Pencipta berkehendak lain, pemuda ini di panggil Sang Khaliq, wafat Ahad, 1 September 2019 M, bertepatan dengan Tahun Baru Islam, 1 Muharram 1441 H, sekitar pukul 09.00 WIB. Dia dimakamkan tepat berdampingan dengan pohon yang ditanamnya pada saat masih hidup, dan pohon itulah yang seolah-olah menjadi payung yang menutupi kuburan nya untuk berteduh.

Sepanjang hidup nya sudah banyak jasa yang dilakukannya, dia memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi terhadap sesama, banyak menjalin relasi dengan orang lain sehingga dia sangat di kenal orang-orang, bahkan sampai saat ini pun kebaikan pemuda ini selalu di kenang oleh orang-orang sekitar, utamanya oleh orang-orang terdekatnya. Hingga pulang kepada Sang Khaliq pun, dengan meninggalkan banyak jasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun