Mohon tunggu...
Budhi Hendro Prijono
Budhi Hendro Prijono Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

“Kenapa Anak Menolak Sayur?”

29 Maret 2016   22:06 Diperbarui: 29 Maret 2016   22:24 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tak ada seorang ibu-pun yang tidak tahu pentingnya anak mengonsumsi sayur. Ironisnya, sangat banyak ibu yang merasa gagal memberikan sayuran kepada buah hatinya. Anak makin dipaksa, makin menolak. Akhirnya ibu menyerah kalah dan membiarkan anaknya tidak mengenal sayuran.

Sayuran, bahan pangan yang berasal dari tumbuhan ini merupakan salah satu jenis makanan yang dilaporkan paling sering ditolak anak. Anak balita akan merasa dihukum jika diminta makan sayuran. ‘Hukuman’ akan dirasakan anak ketika datang acara ‘makan sehat’ di sekolah. Sebaliknya, dengan senang hati sang ibu mempersiapkan makanan sehat paling lengkap untuk anaknya, ‘empat sehat lima sempurna’. Nasi, ceplok telur ayam, sayuran hijau, buah pepaya plus air putih dalam botol khusus. Biasanya susu hangat disediakan sekolah. Saat tiba acara makan bersama, anak akan melahap habis bekal makanan yang dibawanya demi nilai dan pujian sang guru. Namun, apakah dia akan meneruskannya menjadi kebiasaan di rumah? Belum tentu!

Kebanyakan sayuran terasa pahit walaupun sudah dimasak dengan benar sekali-pun. Rasa pahit merupakan satu dari empat rasa dasar disamping manis, asin, dan asam. Sayuran sangat bermanfaat bagi tubuh sebagai antioksidan dan pencegah sembelit terlebih sayuran berserat tinggi. Sebenarnya, sebagian ibu sudah trampil memasak sayuran dengan tehnis khusus untuk mengurangi rasa pahit. Namun tetap saja anak menolak makan sayuran.

Memperkenalkan Sejak Dini

Kita terbiasa mengenalkan rasa ‘enak’ kepada anak. Rasa ‘enak’ bersifat individual karena identik dengan kebiasaan makan seseorang yang belum tentu sehat. Standar ‘enak’ tanpa sadar diturunkan orangtua kepada anaknya. Sehingg tidak heran jika kebiasaan makan anak mirip kebiasaan makan orangtuanya.

Peran orangtua sangat penting untuk memperkenalkan semua rasa kepada anaknya. Selepas program ASI Eksklusif 6 bulan, bayi mulai diberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI). Di usia ini bayi mengonsumsi makanan secara pasif karena semua tergantung dari pemberian orang lain. Orangtua wajib memperkenalkan semua rasa. Anak diajarkan praktek mencicipi makanan. Secara bertahap orangtua memberi pemahaman tentang berbagai rasa yang ada dalam makanan. Orangtua memberi penjelasan sederhana tentang manfaat masing-masing makanan. Anak diajak diskusi tentang manfaat masing-masing jenis makanan.

Berikut beberapa hal seputar cara mengenalkan rasa:

1. Orangtua tidak akan menemui kesulitan saat memperkenalkan rasa manis kepada anaknya. Rasa manis merupakan rasa yang paling familiar di lidah anak karena ASI terasa manis. Kebanyakan anak bahkan berlebihan mengonsumsi makanan atau minuman manis.

2. Rasa asin bisa dikenalkan saat anak makan nasi tim. Asin garam merupakan penyedap masakan yang paling murah dan sehat. Rasa asin dibutuhkan anak jika suatu saat diare dan memerlukan minum Oralit. Dalam nasi tim juga bisa ditambahkan santan untuk memperkenalkan rasa gurih.

3. Mengenalkan rasa asam paling mudah dengan buah seperti jeruk atau mangga. Mengenal rasa asam diperlukan jika suatu saat anak harus mengonsumsi obat rasa asam. Setelah usia setahun, anak bisa diperkenalkan dengan sayur asam.

4. Rasa pahit adalah salah satu rasa yang paling tidak disukai anak. Rasa pahit bisa diperkenalkan melalui sayuran yang rata-rata terasa pahit. Saat itu secara sadar dan dengan pemahaman yang benar, anak mengenal rasa pahit. Dengan demikian ketika obat pahit harus dihadapi, dengan penuh kesadaran, anak akan mengonsumsinya tanpa dipaksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun