Mohon tunggu...
Budhi Hendro Prijono
Budhi Hendro Prijono Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Bijak Memilih Parcel Sehat"

18 Juni 2016   12:30 Diperbarui: 18 Juni 2016   12:41 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Parcel atau ‘parsel’ sebenarnya tidak dikenal dalam bahasa Indonesia namun kita tidak asing dengan kata parcel yang  salah satu artinya adalah bingkisan atau bungkusan. Parcel biasanya berisi makanan-minuman produk pabrik. Dalam perkembangannya, isi parcel makin beragam jenisnya. Ada paket sembako, ada kain atau pakaian siap pakai, bahkan ada barang-barang unik lainnya sesuai selera calon penerimanya. Semua dibungkus apik dalam kemasan menarik sampai-sampai tidak jarang penerima menjadikannya hiasan di rumah.

Walaupun mengirim parcel kepada pejabat oleh KPK dikategorikan sebagai gratifikasi, namun budaya mengirim parcel diperkirakan akan masih berlanjut. Penerimanya tidak selalu terkait dengan jabatan seseorang di pemerintahan atau perusahaan. Bisa saja ditujukan kepada teman atau sahabat atau saudara. Parcel bisa menjadi cara menyampaikan rasa syukur atau berbagi kebahagiaan kepada orang lain, siapa-pun mereka. Parcel bahkan sudah menjadi budaya menjelang hari raya keagamaan seperti Hari Raya Idul Fitri yang sudah semakin dekat.

Parcel sudah menjadi lahan bisnis musiman. Orientasi mencari keuntungan acapkali tidak mengindahkan kepentingan orang lain, dalam hal ini kepentingan konsumen. Tidak jarang ditemukan produk makanan kedaluwarsa. Parcel berisi makanan-minuman selalu didominasi produk pabrik dengan kemasan kalengan, bahan plastik atau styrofoam seperti biskuit atau makanan kering; atau kemasan botol kaca atau plastik seperti soft drink dan sejenisnya. Sebagaimana makanan-minuman produk pabrik pada umumnya; tidak dijamin bebas dari unsur pengawet, penyedap rasa dan pewarna. Tiga jenis kandungan ini sulit dikatakan aman bagi tubuh kita.

Dari uraian di atas, sudah saatnya kita berfikir ulang mengirim parcel yang berisi makanan-minuman produk pabrik khususnya yang mengandung zat-zat yang tidak aman bagi tubuh. Kita pasti tidak ingin penerima parcel kecewa bahkan sampai sakit atau keracunan setelah mengonsumsi parcel makanan-minuman yang kita kirimkan.

Beberapa tips sederhana yang bisa kita lakukan saat akan mengirim parcel:

  • Sebisa-bisa kita membeli sendiri barang-barang yang akan dikemas menjadi parcel. Pilihlah barang-barang yang kita yakin aman dikonsumsi seperti: buah-buahan. Paling aman jika kita memilih sembako atau barang non makanan-minuman.
  • Pastikan parcel kita berisi barang-barang yang diperkirakan dibutuhkan sang penerima. Dengan demikian penentuan isi parcel bukan hanya menuruti kemauan kita namun spesifik dan sesuai kebutuhan masing-masing penerima. Cara ini sebenarnya mirip saat kita memberi kado ulang tahun kepada sahabat atau keluarga yang kita cintai.  
  • Seandainya selera dan kebutuhan penerima parcel adalah makanan-minuman produk pabrik, pilihlah dan teliti ulang produk yang tanggal kadaluwarsanya cukup lama. Makanan-minuman kedaluwarsa sudah selayaknya kita kategorikan sebagai bahan beracun yang tidak boleh dikonsumsi. Sebagai keluarga dan sahabat yang baik dan yang peduli kesehatan mereka, tidak ada salahnya jika pada saat yang tepat disarankan membatasi atau menghentikan konsumsi makanan-minuman yang tidak aman bagi kesehatan.

Sebaliknya, adakalanya kita-lah penerima parcel yang dikirimkan dari sahabat atau keluarga kita. Kewaspadaan kita sangat diperlukan karena kita-lah yang langsung terdampak jika parcel berisi makanan-minuman yang tidak aman khususnya produksi pabrik. Silakan mencermati beberapa tips berikut ini:

  • Lihat tanggal kedaluwarsanya, jika sudah melewati atau mendekati habis waktunya, jangan dikonsumsi. Jangan merasa sayang membuangnya. Buang saja!
  • Pelajari isi kandungannya, jika mengandung zat yang kita yakini tidak aman atau kita tidak yakin bahwa isinya aman; perlakukan barang ini sebagai produk yang harus dibuang. Buang saja!
  • Pada saat yang tepat, sampaikan kepada sahabat atau teman kita yang mengirim parcel, berikan saran kepadanya tentang isi parcel yang tidak aman. Belum tentu dia sengaja bermaksud kurang baik kepada kita. Sangat mungkin mereka memang tidak faham tentang bahaya barang-barang produk tertentu, atau tidak mengetahui detil isinya karena hanya pesan dan meminta mengirimnya langsung ke alamat-alamat yang kita berikan.

Semoga kita tetap sehat dan menjadi berkah.

Maguwoharjo, 18 Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun