Berita mengenai  Gempa Bumi di Ambon seolah tertutup berita seputar demonstrasi masa.Â
Memrihatinkan. Nasib korban bencana semakin berat. Mereka harus menanggungnya 'sendiri'. Fokus pemerintah dan masyarakat terbelah dan berita kondisi Ambon, kalah. Biasanya mahasiswa aktif menggalang dana kemanusiaan. Kali ini energi mereka lebih fokus dengan aksi-aksi demo.Â
Selama ini mahasiswa aktif menggalang dana kemanusiaan di berbagai kesempatan. Salah satunya di area publik, di persimpangan jalan di kota-kota besar.
Dengan mengenakan atribut resmi almamater dan berbekal kardus bertuliskan 'Donasi Untuk Korban Bencana (Alam)', mahasiswa 'memanfaatkan' waktu ketika para pemakai jalan menunggu nyala 'lampu hijau'. Â Â
Dalam perkembangannya, tidak hanya mahasiswa yang 'memanfaatkan moment bencana' untuk menggalang dana. Modelnya mirip dengan cara yang dilakukan mahasiswa, dengan kardus dengan tulisan tertentu. Bedanya, mereka hampir tanpa identitas jelas.Â
Respons para pemakai jalan cukup beragam. Ada yang memasukan sejumlah uang ke dalam kardus yang disodorkan 'panitia amal' ini. Entah apa yang ada di benaknya, tulus atau terpaksa.
Tapi tidak sedikit yang merespons dengan gelengan kepala. Perlu dipertanyakan pertanggung-jawaban penggalangan dana model begini.
Apakah benar disalurkan ke sasaran masyarakat terdampak bencana atau tidak. Pemerintah perlu turun tangan agar maksud baik donatur meringankan beban para korban bencana tidak disalah-gunakan oleh sekelompok orang yang tidak jelas identitasnya.
Salam peduli korban bencana dengan bijaksana ....
Hp_Maguwoharjo, 30 September 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H