Hari ini kita memulai kehidupan ‘biasa’ setelah sebulan menempuh perjalanan hidup yang ‘luar biasa’. Perjuangan menahan haus dan lapar serta segala nafsu dunia sudah berhasil dilampaui dengan baik. Bak usai mengikuti ujian berat, ada perasaan lega sudah melepas beban di pundak kita. Apakah saatnya kita berfoya melupakan keberhasilan sebulan memraktekan gaya hidup sehat?
Tidak!
Hari ini justru kita dihadapkan dengan perjuangan yang tidak kalah beratnya memraktekan gaya hidup sehat yang sebulan sudah berhasil dilampaui.
Pertama, perjuangan mengalahkan kebiasaan merokok. Tantangan para perokok lebih berat justru di saat-saat seperti ini. Jadikan keberhasilan tidak merokok selama bulan Puasa menjadi salah satu fondasi membangun gaya hidup sehat yang kokoh. Peran kita sebagai motor dan motivator Stop Rokok tetap dilakukan bahkan perlu menambah power.
Ke dua, perjuangan mengalahkan ‘makanan enak’. Makanan enak identik dengan makanan gurih bersantan dan berlemak serta makanan-minuman super manis. Semua jenis makanan-minuman ini gampang ditemukan bahkan dengan gratis. Dalam beberapa hari ke depan, kuliner berlabel ‘halal-bihalal’ akan banyak kita ikuti. Hampir semua sajian termasuk dalam kategori ‘makanan enak’. Ujian bagi kita untuk mampu mengalahkannya, bukan dengan menolaknya mentah-mentah namun dengan membatasi jumlah mengonsumsi makanan-minuman berjenis ini.
Ke tiga, perjuangan memulai olah raga yang selama sebulan besar kemungkinan berstatus absen. Bak mendorong mobil mogok, memulai lagi kegiatan olah raga perlu power lebih. Olah raga sebagai salah satu pilar gaya hidup sehat perlu dimasukan dalam kategori kegiatan hobby. Sebagaimana hobby-hobby yang lain, olah raga harus disukai dan digemari bukan terpaksa atau karena takut sangsi. Berolah raga diawali dengan pemahaman dan kesadaran perlunya melakukannya. Olah raga jangan diartikan sebagai kegiatan seperti yang dilakukan atlet. Cukup dengan aerobik, jalan kaki atau jogging atau renang selama 30 menit dua hari sekali, akan memelihara banyak fungsi tubuh kita tetap sehat.
Ke empat, meneruskan kebiasaan-kebiasaan aman dari cedera, misalnya: berkendara dengan aman. Mengenakan seat-belt atau mengenakan helm merupakan kesadaran safety diri yang bukan karena takut sangsi tilang polisi. Â
Semoga kita tetap sehat karena kita bijak dan cerdas dengan memilih untuk hidup sehat.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 H, semoga amal baik selama Puasa Ramadhan diterima Allah swt. Mohon maaf lahir batin.
Pisangan Timur, 6 Juli 2016
 Â