Mohon tunggu...
Budhi Hendro Prijono
Budhi Hendro Prijono Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

“Kenapa Anak Menolak Sayur?”

29 Maret 2016   22:06 Diperbarui: 29 Maret 2016   22:24 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

5. Rasa pedas juga perlu diperkenalkan kepada anak namun harus lebih hati-hati karena bisa merangsang pencernaan anak. Merica bisa untuk memperkenalkan rasa pedas sebelum anak mengenal pedasnya cabai.

6. Ada satu ‘rasa’ yang tidak berasa yaitu tawar atau hambar. Roti tawar paling mudah untuk memperkenalkan rasa ini.

Diberikan dengan cara benar

Proses memperkenalkan rasa kepada anak kita membutuhkan waktu yang tidak instan. Dibutuhkan kesabaran dan sedikit kreasi untuk membuahkan hasil seperti yang diharapkan. Buatlah suasana nyaman saat memperkenalkan rasa yang baru akan diperkenalkan.

Berikut beberapa catatan yang perlu diperhatikan

1. Memperkenalkan rasa terlebih rasa ‘ekstrim’ seperti pedas, asam atau pahit; orangtua perlu lebih bijak dan kreatif. Jangan sampai maksud baik kita justru membuat anak trauma sepanjang waktu. Rasa ‘ekstrim’ di atas idealnya baru diperkenalkan ketika anak usia satu tahun. Pada usia ini, gigi anak sudah tumbuh sehingga jenis makanannya sudah mirip dengan makanan orang dewasa.

2. Jangan persamakan kebutuhan anak dengan kebutuhan orang dewasa termasuk kebiasaan orangtua yang tidak harus menurun ke anak. Kebiasaan dan standar makanan ‘enak’ anak tidak harus sama dengan orangtuanya. Kebiasaan mengonsumsi makanan sehat harus mulai diterapkan kepada anak.  

3. Mungkin kebiasaan orangtua sudah terlanjur tidak sehat. Namun orangtua wajib mengenalkan makanan sehat kepada anaknya. Kebutuhan tubuh akan makanan dan minuman dengan berbagai rasa pada dasarnya sangat terbatas. Banyak orangtua membiasakan anaknya makan-minum manis seperti kebiasaan orangtuanya. Kebiasaan ini bisa memicu anak obesitas dan kelak berpotensi terkena penyakit Diabetus Mellitus. Ada juga orangtua yang hobby makanan pedas atau asam yang tanpa sadar juga ‘mengajak’ anaknya memiliki hobby yang sama.

4. Orangtua perlu memperkenalkan berbagai sumber makanan berbagai rasa. Variasi makanan berbagai rasa akan memberi banyak pilihan kepada anak. Cara penyajian makanan-minuman juga perlu bervariasi. Kebiasaan orangtua menyajikan jus buah atau sayur demi alasan praktis, kurang dibenarkan. Anak yang sudah tumbuh gigi sebaiknya dilatih menggigit dan mengunyah makanan.

Semoga tips di atas bermanfaat khususnya untuk orangtua yang masih memiliki bayi atau anak kecil.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun