Sudah saatnya gerakan sosial kemasyarakatan dihidupkan kembali. Karang Taruna bisa menjadi andalan BPBD bekerja sama dengan TNI-Polri serta organisasi sosial yang ada. Mereka dilatih cara evakuasi korban, mendampingi keluarga korban sampai mengorganisasi masyarakat pengungsi termasuk mengelola bantuan. Koordinasi dengan pihak luar sangat penting sehingga sinergis dan berbuah hasil yang optimal. Pengelolaan bantuan yang kurang baik bukan hanya bisa berdampak kurang baik dalam jangka pendek namun seringkali mengubah pola kemandirian masyarakat menjadi ketergantungan. Selama masa tanggap darurat, perhatian masyarakat luar terasa berlimpah bahkan sering berlebihan. Begitu masa tanggap darurat usai, pola kemandirian masyarakat akan teruji.
Sudah saatnya kita kembali mengasah kepedulian berlandaskan kebersamaan dalam keberagaman. Kemampuan penanggulangan bencana perlu menjadi skill tiap individu masyarakat, bukan sekadar proyek yang ’hangat-hangat tahi ayam’. Skill ini perlu dilatihkan berulang sampai benar-benar menjadi gaya hidup masyarakat. Jepang merupakan negara rawan bencana yang bisa menjadi acuan. Masyarakatnya sudah benar-benar bersahabat dengan bencana.
Anggaran mandiri
Setiap terjadi bencana, pemerintah menjadi pihak yang dituding paling ‘bertanggung jawab’. Pemerintah melalui BNPB dan BPBD memiliki dana namun bukan tanpa batas. Pada masa tanggap darurat, pemerintah bersama donatur biasanya menyediakan logistik dan menanggung semua biaya kesehatan dalam beberapa bulan. Setelah itu, masyarakat diharapkan mampu mandiri.Â
Mengantisipasi hal ini sebaiknya masyarakat menggalang dana mandiri baik untuk diri sendiri maupun dana kolektif untuk komunitas tertentu. Dana penanggulangan bencana bisa dihimpun secara kolektif di lingkup RT atau desa. Dana ini bisa digunakan untuk masyarakat sendiri (jika bencana menimpa masyarakat sendiri) atau disumbangkan kepada masyarakat tetangga yang sedang tertimpa bencana. Kesadaran mengumpulkan dana ini secara tidak langsung akan mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai bencana dan sekaligus mewujudkan rasa peduli serta kesetiakawanan sosial yang sudah mulai menghilang.
Jogja, 3 Maret 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H