Mohon tunggu...
Budhi Hendro Prijono
Budhi Hendro Prijono Mohon Tunggu... Freelancer - Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

Belajar Terus dan Terus Belajar! Pensiunan Karyawan YAKKUM RS Emanuel Purwareja-Klampok Banjarnegara. Alumni Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

“Tetap Bermakna di Usia Senja”

24 Februari 2016   13:09 Diperbarui: 24 Februari 2016   13:51 1821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bahagia atau bersukacita atau suasana menyenangkan yang dirasakan lansia sangat mempengaruhi kondisi kesehatan secara umum. Suasana bahagia dan sukacita memacu semangat hidup dan perasaan damai-sejahtera. Sebaliknya suasana sedih bukan saja mempengaruhi suasana batin namun juga berdampak pada kondisi fisik lansia (psikosomatis).

Standar kebahagiaan seseorang ditentukan secara individual. Kondisi tertentu mampu membuat seseorang berbahagia namun kondisi yang sama belum tentu bisa membuat orang lain berbahagia. Lansia bisa membuat standar bahagia yang sederhana dan mudah dirasakan, misalnya: berbahagia karena mendapat kesempatan boleh bernafas tanpa kesulitan (bandingkan dengan pasien ICU yang bernafas harus dengan bantuan alat bantu nafas), berbahagia karena masih bisa makan walaupun harus menggunakan gigi palsu (bandingkan dengan orang ompong yang tidak mampu membeli gigi palsu), dsb.

Perasaan bangga atas prestasi yang pernah dicapai juga bisa membuat lansia berbahagia; misalnya: bangga bisa mengakhiri tugas sampai usia pensiun tanpa catatan negatif, bangga memiliki anak-anak yang sukses, bangga memiliki anak asuh, dsb. Galilah pengalaman hidup yang terbukti mampu membanggakan dan membahagiakan tanpa merasa sombong dan takabur.

Kebahagiaan dan sukacita akan sempurna jika diiringi rasa syukur. Lansia selayaknya bersyukur atas segala hal yang sudah dinikmati dalam hidupnya. Lansia bisa menyatakan rasa syukurnya dengan berbagi sukacita kepada orang lain. Berbagi sukacita tidak hanya dalam bentuk materi. Sharing ilmu dan pengalaman hidup bisa dilakukan lansia.

Bagikan kebahagiaan dan sukacita hidup kepada orang-orang di sekitar karena dengan demikian kebahagiaan lansia akan semakin bertambah. Berbahagialah tanpa tergantung ‘sesuatu’ di luar kita. Tidak tergantung waktu dan situasi tertentu dan tidak tergantung oleh tempat dimana kita berada. Kebahagiaan kita hanya tergantung oleh diri kita sendiri.

Bermakna

Bermakna? Lansia bisa ‘bermakna’ apa? Pertanyaan semacam ini menjadi tantangan lansia jika tidak ingin dikatakan membebani. ‘Bermakna’ tidak harus diartikan sebagai tugas berat yang sulit dilakukan. Melakukan sesuatu dengan sederhana yang membuat Tuhan ‘tersenyum bangga’; sudah merupakan ‘buah’ nyata yang dapat diupayakan setiap lansia.

Dalam keterbatasan fisik sekalipun, seorang lansia bisa ‘bermakna’ dengan berdoa untuk kebaikan kondisi di sekitarnya. Tanpa harus bermodal materi serta keahlian khusus; dengan membuat orang lain bersuka-cita, dengan menjadikan alam sebagai ‘sahabat’; seorang lansia sudah bisa dikatakan ‘bermakna’. Sambil jogging atau jalan pagi, lansia bisa ‘say hello’ dengan setiap orang yang ditemui, mengamati jalanan kalau-kalau ada benda berbahaya seperti paku atau pecahan kaca yang bisa mencelakai orang lain, memadamkan lampu penerang jalan umum yang masih menyala, dsb.

Lansia dengan segudang ilmu dan pengalaman hidupnya, bisa membagikan ‘buah’ ke sesama lansia bahkan kepada lingkup yang lebih luas. Dalam pertemuan kelompok, seorang lansia bisa berbagi ilmu dan pengalaman yang dimiliki untuk didiskusikan antar sesama lansia. Seorang lansia bisa aktif dalam kegiatan kemasyarakatan seperti menghibur yang sakit dan yang berduka. Masyarakat bisa memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada lansia sesuai kondisi, potensi dan keahlian yang dimiliki masing-masing lansia.

(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Rohani Populer “Bahan”)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun