[caption id="attachment_186659" align="alignnone" width="378" caption="Katedral Notre Dame"][/caption]
Ho Chi Minh City, yang dulunya terkenal dengan nama Saigon, merupakan kota terbesar di Vietnam dan juga kota yang sangat menarik untuk dikunjungi. Salah satunya adalah karena mata uangnya yang memiliki nilai lebih rendah dari pada uang Rupiah, sehingga harga disana pun relatif lebih murah dibandingkan di Jakarta.
Pada hari pertama kunjungan saya di HCMC ini, saya memilih untuk ikut city tour yang mengutip biaya cukup ekonomis dan terjangkau, yaitu sebesar 10 US Dollar atau sekitar 205 Ribu Dong Vietnam. Tur ini hanya untuk biaya transportasi dengan mini bus yang muat sekitar 13 orang dan guide. Biaya belum termasuktiket masuk ke beberapa tempat yang akan dikunjungi.
[caption id="attachment_186660" align="alignnone" width="576" caption="Reunification Palace"]
Salah satu tempat yang mesti dikunjungi bila kita ke Saigon adalah Reunification Palace yang dalam bahasa Vietnam disebut Dinh Độc Lập.Mobil kami berhenti di halaman istana yang dulunya merupakan tempat berdirinya Istana Norodom yang diberi nama berdasarkan nama Raja Kamboja.
Salah satu bangunan termegah di Saigon ini sering juga disebut “The White House of Saigon”, demikian keterangan pemandu wisata kami. Hal ini dapat saya saksikan sendiri dengan megahnya istana berlantai empat atau lima ini yang keseluruhannya dicat putih. Kami sempat berfoto di depan istana di dekat air mancurnya yang indah.
[caption id="attachment_186661" align="alignnone" width="378" caption="Sebuah Lukisan di Istana Reunifikasi"]
Istana ini dibangun pada saat pemerintah Vietnam Selatan berkuasa di Saigon pada awal tahun 1960an dan dirancang oleh arsitek Vietnam terkemukan Ngo Viet Thu.Di sinilah tempat tinggal dan juga kantor Presiden Vietman Selatan sampai tentara komunis Vietnam Utara akhirnya berhasil merebut istana ini pada 30 April 1975.
Dengan kemenangan Vitenam Utara, maka berakhirlah perang Vietnam dan tentara Amerika pun melarikan diri. Tanggal 30 April pun diperingati sebagi “The Fall of Saigon” dan menandai bersatunya kembali negri yang kalau dilihat di eta berbentuk huruf S yang langsing ini.Tepat di halaman istana ini juga dipamerkan dua buah tank yang digunakan tentara Vietnam Utaran untuk merubuhkan pintu gerbang istana ini. Untuk memperingati kejadian bersejarah itu, istana ini selanjutnya dijadikan museum dan disebut sebagai “Reunification Palace”.
Perjalanan selanjutnya diteruskan ke sebuah tempat yang tidak jauh dari istana ini, yaitu sebuah museum yang berisi benda-bendar tentang periode tergelap dalam sejarah Vietnam, yaitu perang Vietnam.
[caption id="attachment_186662" align="aligncenter" width="553" caption="Sebuah Foto di War Remnant Museum"]
Museum ini disebut War Remnants Museum yang dalam bahasa Vietnam Bảo tàng chứng tích chiến tranh dan terletak di distrik no 3 di kota Ho Chi Minh.Museum ini pertama kali dibuka pada September 1975 sebagai bahan propaganda pemerintah komunis dan karenanya disebut sebagai “The House for Displaying War Crimes of American Imperialism and the Puppet Government”. Yang dimaksud dengan pemerintah boneka, tentu saja pemerintah Vietnam Selatan. Museum ini sempat berganti nama menjadi “Museum of American War Crimes” , lalu “War Crimes Museum”.Namun karena perubahan politik dan juga pemerintah Vientnam yang lebih terbuka , nama museum ini akhirnya diubah menjadi War Remnants Museum hingga saat ini. Saya sendiri kurang menyukai museum ini karena isinya hanya benda-benda yang mengingatkan kepada kekejaman perang.
Untungknya perjalanan selanjutnya kita tidak lagi mengunjungi museum dengan sejarah Vietnam yang penuh dengan penderitaan karena perang. Kali ini kita diajak untuk mengunjungi salah satu gereja yang terindah di HCM City, yaitu Notre Dame Basilica.
Gereja ini terletak di pusat kota yang termasuk distrik satu dan memiliki nama resmi Basilica of our Lady of The Immaculate Conception.Gereja ini disebut juga Notre Dame karena kemiripannya dengan katedral yang terkenal dengan legenda Si Bungkok di Paris. Gereja ini dibangun pada masa kolonial Perancis sekitar tahun 1860 an dan mempunyai dua buah menara lonceng setinggi hampir 60 meter.
[caption id="attachment_186663" align="aligncenter" width="470" caption="Suasana di Chinese Temple"]
Kalau tadi kita sudah berkunjung ke gereja, maka tujuan wisata selanjutnya adalah sebuah Pagoda yang disebut “Jade Emperor Pagoda”, Lokasi pagoda ini sedikit di luar kota , kira-kitra 6 kilo meter dari pusat kota. Namun, pagoda ini merupakan pagoda terindah di HCM City. Karena itu, merupakan salah satu tujuan wisata yang tidak boleh dilewatkan kalau kita berkunjung kesini.
Dari luar, kelihatan pagodanya mirip dengan kelenteng Cina yang biasa-biasa saja, Namun ketika kami sudah berda di dalamnyam banyak sekali terdapat patung-patung dewa yang terbuat dari kayu dan sangat unik sekali ukiran dan hiasannya. Salah satu patung utama adalah patung Dewi Kwan Im atau Dewi Welas Asih , uniknya sang dewi digambarkan memiliki tangan yang banyak.
Kami juga sempat melihat sebiah kolam dimana di dalamnya banyak sekali terdapat kura-kura. “Kura-kura sendiri merupakan hewan yang sering dipakai untuk melambangkan longevity atau panjang umur, Konon seekor kura-kura dapat hidup lebih dari 250 tahun.”, demikian tambah sang guide ketika kami melihat-lihat kolam tadi. Menariknya lagi di dalam pagoda ini juga terdapat sebuah ruangan yang menggambarkan sepuluh tingkat neraka versi Cina yang melambangkan hari pengadilan di akhirat nanti,
City tour kami diakhiri dengan mengunjungi sebuah “Chinese Temple “ yang menurut saya tidak terlalu istimewa karean di Jakarta juga sudah banyak Kelenteng Cina yang bahkan lebih bagus. Akhirnya kami pun kembali ke hotel dan berpisah dengan guide nya sambil memberi sedikit uang tip sambil mengucapkan Cam on atau terimakasih..
Sebuah perjalanan yang menyenangkan di kota yang dulunya bernama Saigon.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H