Kegiatan di dalam kelas telah dirancang sedemikian rupa oleh guru agar melibatkan seluruh siswa. Rancangan yang sangat profesional telah ditulis dalam RPP sehingga dengan mudah dapat dikaji sebelum dilaksanakan. Di atas kertas, atau pada RPP, kegiatan di dalam kelas terlihat berjalan baik. Metode pembelajaran yang dpilih oleh guru dirancang sesuai dengan kebutuhan para siswa memperoleh pengalaman belajar.
Pada saat rancangan tersebut dilaksanakan di dalam kelas, tidak semulus di atas RPP. Ada siswa yang tidak dapat ikut terlibat dalam pembelajaran. Secara fisik tubuhnya ada dalam kelas, bahkan ada dalam kelompok. Namun tidak mengikuti pembelajaran. Kondisi ini memprihatinkan. Tentu ada alasan mengapa dia tidak mengikuti pembelajaran.
Menegur siswa yang asik dengan dunianya sendiri, bisa saja menghentikan lamunan dan mengembalikan pikirannya kembali ke kelas. Teguran tidak berakhir seperti yang diharapkan RPP, yakni seluruh siswa aktif, ikut serta dalam pembelajaran.
Untuk kasus seperti di atas, saya melakukan hal berikut. Pertama, saya menegur, menanyakan kenapa duduknya tidak sigap sehingga merusak bentuk tulang punggung dan duduk yang tidak tegak pada tulang punggung mengakibatkan tidak siapa belajar.
Biasanya, siswa akan memperbaiki cara duduknya. Selanjutnya, saya akan memberinya beberapa pertanyaan. Pertanyaan tersebut bersifat interogatif, pertanyaan yang menggali kenapa, ada masalah apa, apa ada yang bisa dibantu oleh guru, kapan terakhir kamu merasa bahagia, apa mimpi kamu ke depan. Intinya sederetan pertanyaan yang meminta siswa tersebut curhat secara tertulis.
Mengapa saya melakukan itu? Tujuannya tiada lain adalah agar siswa tersebut menyampaikan perasaan dan isi hatinya sehingga saya sebagai guru bisa mengetahui masalah yang dihadapinya. Menginterogasi secara lisan akan mengganggu siswa lain yang sedang mengerjakan latihan.
Interogasi secara tertulis memungkinkan siswa tadi menulis tanpa merasa canggung. Pertanyaan guru dan jawaban siswa tidak didengar yang tidak berkepentingan. Siswa merasa aman, walaupun sesungguhnya dia sedang membuka dunianya.
Semoga tidak banyak siswa yang tenggelam dunianya dan dibiarkan oleh guru. Pembiaran akan membuat siswa tersebut tersesat pada pikiran dan lamunan yang tidak berujung.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI