Hari lebaran merupakan hari istimewa bagi para keponakan. Beragam impian dan rencana mereka buat. Salah satu yang sudah dinanti-nantikan adalah acara 'Berkah Lebaran' bersama keluarga besar Buchroni setelah melakukan konvoi hari raya. Konvoi hari raya adalah kegiatan mengunjungi keluarga yang dimulai sejak seminggu sebelum lebaran.
Saya kisahkan apa itu berkah lebaran dan konvoi keluarga.
Keluarga Buchroni terdiri dari 4 orang: dua kakak, saya, dan adik bungsu saya. Saya dan keluarga tinggal di Cianjur. Kakak pertama tinggal di Bandung; kakak kedua tinggal di Kadupandak, Cianjur Selatan dan adik bungsu tinggal di Kuningan. Menyambut lebaran, kami melakukan konvoi keluarga.
Konvoi dimulai dari Kadupandak. Kakak kedua bersama kedua anak perempuannya berkonvoi menuju Cianjur, kota di mana saya tinggal. Mereka sekeluarga menginap di rumah saya, semalam. Besoknya, keluarga kakak kedua dan keluarga saya yang anggotanya 3 orang melanjutkan konvoi ke Bandung menuju kakak pertama. Kami menginap selama 2 malam. Setelah itu tiga keluarga akan berkonvoi menuju Kuningan, untuk mengunjungi adik bungsu. Oh, ya lupa, kakak pertama anaknya 3 orang: 2 laki-laki dan 1 perempuan. Sedangkan adik bungsu, anaknya ada 3, semuanya laki-laki. Kami berlebaran di Kuningan sebagai acara tahunan keluarga. Kami tidak lagi memiliki aya-ibu sehingga memilih tempat adik bungsu untuk bertemu.
Memilih Kuningan sebagai tempat berlebaran bukan tanpa alasan. Kuningan merupakan kota yang penuh tantangan dari aspek hawa. Cuaca Kuningan yang panas menantang kami semua untuk menikmati berganti baju sehari sampai 3 kali karena basah keringat. Artinya seluruh baju baru, sempat terpakai semua. Â Selain itu, Kuningan memiliki banyak tempat yang bisa dikunjungi dengan jarak relatif dekat. Dibandingkan dengan Cianjur, daerah wisatanya terpencar dan memerlukan jarak tempuh yang lumaya lama. Atas alasan itu, dan untuk menyenangkan anak-anak yang tidak jauh usianya: tertua, anak kakak pertama masih S2, terkecil, anak adik bungsu, SMP kelas 1. Pertemuan yang jarang terjadi ini menjadi momen yang sangat ditunggu oleh keluarga. Bagi 'anak-anak', yang paling ditunggu adalah acara 'berkah lebaran'. Anak-anak yang dimaksud dalam tulisan ini adalah keponakan yang sudah minimal bersekolah di SMA dan memiliki BCA m-banking.
Berkah lebaran dalam keluarga kami artinya anak-anak, dengan catatan statusnya belum menikah, mendapatkan sedikit bekal untuk berlebaran dalam bentuk uang. Keluarga kami pengguna BCA. Untuk urusan ini, ketika berkah itu diberikan, 'anak-anak' menyodorkan hape.
Saya memberikan berkah dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung kepada 'kira-kira angka yang sesuai' dengan kebutuhan anak-anak. Keponakan saya sudah lulus S2 tapi masih belum berkeluarga, dia masih termasuk penerima berkah. Uang yang diberikan tentu berbeda dengan yang saya berikan kepada anak bungsu dari adik bungsu yang masih SMP.
Proses pemberian berkah lebaran menjadi seru karena setiap anak menebak-nebak kira-kira berapa yang diberikan orang tua, paman, bibi, atau Uwaknya. Mereka menscreen shot terlebih dahulu saldo terakhir, dan menyimpannya di galeri foto untuk catatan mereka sendiri terkait jumlah uang yang mereka miliki. Berkah lebaran dimulai dari keponakan dari anak kakak yang pertama. Saya buka hape saya, masuk ke fitur BCA dan log in.
Selanjutnya, saya klik QR, otomatis muncul scan untuk QR. Saya klik scan QR Â dan melakukan scan QR yang dimunculkan dari hape keponakan saya. Tidak lama, muncul nama pemilik rekening. Kemdian saya mengisi kolom 'jumlah' dengan jumlah angka uang yang telah direncanakan diberikan kepada keponakan. Dan, klik OK.
Untuk memastikan nomor dan jumlah uang yang diberikan saya klik OK satu kali lagi pada saat muncul permintaan konfirmasi. Setelah itu masukkan PIN BCA dan klik OK. Seluruh rangkaian kegiatan itu ditutup dengan muncul tulisan transfer QR berhasil. Klik OK, diikuti suara lagu jingle BCA. Informasi transfer berhasil bisa dilihat di inbox.