Menuju Riau harus hati-hati. Indonesia memilki dua Riau: Riau-Pekanbaru dan Kepulauan Riau. Â Riau yang pertama akan membawa anda pada sebuah kota yang sedang tumbuh, seperti remaja yang sangat sibuk mempercantik dirinya dengan segala atribut agar masuk kedalam kelompok gadis menarik.
Riau, Â menarik dari segala aspek. Dari segi religiositas, terdapat Mesjid Agung yang berada di tengah kota dengan inspirasi arsitektur ala Taj Mahal. Di seputar mesjid dapat ditemukan bermacam jajanan khas Riau. Di depan mesjid terdapat trak untuk berolahraga. Sepertinya hubungan antara kesehatan rohani dan jasmani dibuat dekat secara fisik dan jika keduanya secara rutin dipraktikan, maka badan dan jiwa sehat tercapai.
Keluar dari mesjid, Â jalan-jalan bersih dan besar menawarkan kenyamanan berkendara di atas aspal sambil mengenyangkan mata dengan suguhan bangunan toko di sepanjang jalan. Dilihat dari aspek bangunan yang berjejer di sepanjang jalan, Riau menunjukkan pertumbuhan adopsi kota modern.Â
Bangunan hotel bertebaran sedang mulai dibangun. Rumah-rumah dengan arsitektur Eropa dengan mudah dapat ditemukan di setiap pinggir japan. Rumah-rumah dengan kemegahan gaya modern seolah memberitahu bahwa penduduk Riau secara ekonomi termasuk kedalam golongan menengah ke atas. Hal ini bisa dipahami mengingat banyak tuan-tuan pemilik ladang kelapa sawit tinggal di kota Riau.
Dari aspek ekonomi,  sawit menjadikan Riau sangat berbeda secara pendapatan perkapita dibandingkan dengan provinsi lain. Sekali menanam sawit, lima tahun kemudian panen tiada henti sampai 25 tahun  selanjutnya. Investasi yang menguntungkan, ditambah naik turun harga sawit setiap saat membuat para penanam siap mendapatkan untung tak terduga. Sekalipun ada sisi yang kurang didukung pecinta lingkungan dimana perluasan lahan kebun kelapa sawit mempersempit hutan-hutan perawan beserta hewan-hewan di dalamnya kehilangan  tempat tinggal. Perluasan lahan, disisi lainmenjadikan Riau berkembang bongsor dibandingkan daerah lain yang mengandalkan pertanian dengan menanam padu.
Tidak jauh dari mesjid, terdapat Pasar Bawah. Di pasar ini terdapat barang-barang antik seperti keramik buatan Cina. Dulu, kabarnya keramik-keramik  tersebut dijual murah, namun kini, menyesuaikan. Posisi Riau sebagai kota sisi pelabuhan memungkinkan terdapat barang-barang dari Malaysia, Singapur dan negara lainnya dijual di toko-toko seputar Pasar Bawah dengan harga relatif murah.Â
Di Pasar Bawah, bagi pecinta makanan ringan, terdapat berbagai macam snack lokal yang membuat air liur titik. Sedangkan bagi para perempuan pecinta asesoris, dapat mengenyabgkan hasrat berasesoris dengan membeli hiasan-hiasan terbuat dari perak, logam, dan sepuhan emas yd dengan harga mulai dari 10.000 rupiah.Â
Riau-Pekanbaru dari jendela hotel terlihat menggairahkan. Isi kotanya menantang untuk dijelajahi. Pada malam hari, durian bisa dinikmati sambil merasakan udara yang mulai turun panasnya. Pilihan lainnya dapat menyantap Lemang yang dijual di pinggir jalan hanya dengan harga Rp. 15.000 saja.Â
Banyak yang masih dapat dilihat dari jendela kamar hotel. Untuk sementara, menikmati udara hangat Riau juga merupakan cerita tersendiri bagi merek yang sehari-hari berada di daerah sejuk.