Tidak penting kita memersoalkan esensi nasionalisme dari perspektif yang penuh dialektikanya. Semangat juang dan aksi nyata adalah wujud kita membumikan nama baik bangsa. Kita mengisi seluruh hari-hari kita dengan tugas dan cara kita masing-masing sebagai bagian yang secara tidak langsung menginspirasi pemimpin bangsa ini untuk berani melangkah demi sebuah kejayaan.
Kita pertahankan rasa kebangsaan atau nasionalisme revolusioner untuk tetap menjaga, mengawal, dan menjunjungtinggi kedaulatan bangsa di tengah tantangan global dan eskalasi konflik yang terus meluas.
Mari kita serukan petuah Bung Karno (era 1929) dalam setiap semangat juang:
"Awas, Imperialisme! Awas, jikalau nanti pecah perang Pasifik, jikalau nanti pecah perang dunia kedua, jikalau nanti Lautan Teduh merah dengan darah manusia, jikalau nanti tanah-tanah di sekeliling Lautan Teduh menyala-nyala dengan api peperangan, pada saat itulah Indonesia menjadi merdeka".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H